BANGKALAN, lingkarjatim.com – Februari lalu, Ahmat harus mengantar ayahnya bolak-balik Bangkalan-Surabaya guna operasi mata akibat katarak.
Semula operasi lancar. Namun sepekan berselang, sebelah masih terasa nyeri, sehingga harus kontrol ke Surabaya.
Keharusan kontrol itulah yang membuatnya harus bolak-balik ke Surabaya. Tak hanya ribet, bagi seorang kuli seperti Ahmat, juga tak murah walau kontrolnya gratis.
Apa yang dialami Ahmat, warga Socah itu, tak harus anda alami. Sebab kini, Rumah sakit terbesar di Pulau Madura, RSUD Syamrabu Bangkalan, telah bisa melakukan operasi berbagai kondisi penyakit mata.
“Dulu kami hanya bisa operasi katarak saja, tapi sekarang, katarak yang masih gejala (masih berbentuk cairan), sudah bisa operasi disini,” kata Direktur RSUD Syamrabu, dr Nunuk Kriatiani, Sabtu (26/10)
Lengkapnya layanan operasi mata di Syamrabu, setelah manajemen mampu membeli alat bernama veco. Alat ini tak murah, harganya kurang lebih mencapai Rp 2 miliar.
Alat ini pun tak bisa langsung dioperasikan, ia membutuhkan ruang khusus yang dindingnya harus dilapisi pencegah masuknya bakteri. Setelah alat ada dan ruangan tersedia, doktenya pun tak sembarangan, untuk mengoperasikan Necu haruslah dokter yang memiliki sertifikat khusus.
Maka didatangkanlah dr Budi Santoso, dokter asal Pamekasan, lulusan Universitas Brawijaya Malang. Ia kawan dekat, Wakil Direktur Pelayanan Syamrabu, dr Farhat Suryaningrat.
“Sebenarnya veco ini sudah lama kami beli, cuma karena alat ini khusus, butuh ruangan juga dokter khusus, jadi baru dioperasikan akhir tahun ini,” ujar Nunuk.
Nunuk memastikan, layanan operasi mata dengan alat termutahir ini, tidak hanya melayani pasien umum. Pasien perserta BPJS juga tercover.
Saat ini, jumlah pasien poli mata rata-rata sekitar 50 pasien perhari dan 5 hingga 10 pasien diantranya melakukan operasi mata. Dengan Veco, operasi mata menjadi lebih cepat dan sayatan lebih kecil.
“Jumlah pasien meningkat dan pasien BPJS terbanyak memakai layanan ini,” ungkap Nunuk. (M.Aldo)