Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 31 Dec 2019 10:45 WIB ·

Mahasiswa UTM Beri Solusi Atasi Krisis Pakan Ternak dan Air Bersih Pada Warga Batorasang


Mahasiswa UTM Beri Solusi Atasi Krisis Pakan Ternak dan Air Bersih Pada Warga Batorasang Perbesar

Mahasiswa Mempraktekkan penyaringan air di hadapan warga Desa Batorasang, Kecamatan Tambelangan, Sampang

SAMPANG, lingkarjatim.com – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang tengah melaksanakan Pengabdian Masyarakat (Abdi Mas), di Desa Batorasang, Kecamatan Tambelangan, Sampang, berhasil menemukan solusi krisis pakan ternak dan air bersih yang kerap dihadapi warga setempat. Untuk pakan ternak, mahasiswa yang melakukan pengabdian ini memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak alternatif.

Pada awalnya, warga enggan memberi makan jerami kepada ternaknya, khususnya sapi. Alasannya, jerami tidak bisa membuat sapi gemuk.

Untuk membuktikan itu, Farida menunjuk salah satu warga untuk diminta menjelaskan kegunaan jerami. Alhasil jawabannya sekadar pakan ternak yang tidak bisa membuat ternak menjadi gemuk. Jerami diakui miskin gizi, sehingga usai panen padi, jerami kerap kali dibuang atau dibakar.

”Kandungan gizi pada jerami memang kecil. Karena banyak mengandung serat kasar. Untuk itu, agar jerami kaya gizi dan bisa menggemukkan sapi, harus di fermentasi dulu,” urai Farida, salah satu mahasiswa.

Setelah Mahasiswa menjelaskan cara fermentasi jerami, warga tidak bingung lagi untuk mengatasi krisis pakan ternak saat musim kemarau. Ulfan Yafi, Koordinator pengabdian masyarakat, menambahkan, pengolahan bahan pakan ternak, sudah sering dibahas dan diuji di UTM. Sayang, temuan itu tidak disosialisasikan kepada masyarakat luas.

”Makanya kami sosialisasikan, agar masyarakat tahu,” tambahnya.

Selain itu, Mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat juga memanfaatkan teknologi tepat guna untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Batorasang. Yakni, memberikan pengetahuan kepada puluhan warga tentang penyaringan air kotor menjadi jernih.

Peralatan yang digunakan cukup sederhana. Antara lain, pipa, kapas penyaringan, pasir malang, pasir silika, arang kayu dan lem untuk perekat. Proses pembuatan produk ini memerlukan waktu sekitar satu minggu.

Kemudian dilakukan uji coba dengan menyaring beberapa jenis air yang berbeda, seperti air sumber, air sungai dan air hujan. Hasilnya, air yang awalnya kotor menjadi jernih.

”Setelah uji coba sukses, kami ajari warga untuk membuat penyaringan air, Alhamdulillah, mereka sangat antusias,” terang Hendra Havid, penangung jawab program kerja tersebut. (*)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Suaminya Dibunuh di Depan Anaknya, Istri Korban Menangis Didepan Hakim

25 September 2024 - 11:23 WIB

Bapenda Bangkalan Belanjakan Hampir Seratus Juta Rupiah untuk Beli Pita Printer 

25 September 2024 - 11:09 WIB

Deklarasi Kampanye Damai KPU, Pj Bupati Bangkalan Sayangkan Tempat Duduk Masing-masing Paslon

25 September 2024 - 07:40 WIB

Gelar Deklarasi Kampanye Damai, KPU Bangkalan Ajak Masyarakat Hindari Berita Hoax dan Jangan Mudah Terprovokasi

25 September 2024 - 06:56 WIB

Horeee, PNS Boleh Menghadiri Kampanye Paslon Bupati dan wakil Bupati Bangkalan

24 September 2024 - 22:19 WIB

Pilkada Bangkalan Masuk Tahap Krusial, Bawaslu: Kemaren Sembunyi-sembunyi Sekarang Silahkan Dimanfaatkan

24 September 2024 - 14:08 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA