SURABAYA, Lingkarjatim.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan bom bunuh diri menggunakan anak kecil baru pertama kali terjadi di Indonesia. Kota Surabaya merupakan daerah pertama tempat terjadi bom bunuh diri dengan menggunakan anak-anak.
“Ini merupakan motif baru dengan menggunakan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri. Kasus ini baru pertama kali di Indonesia,” kata Tito, di Media Center, Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/5).
Menurut Tito, motif baru ini sudah berulangkali terjadi di Irak dan Syiria. Namun, kini mulai merembet ke Indonesia, tepatnya di Surabaya dan Sidoarjo.
Untuk di Surabaya, identitas pelaku pengeboman di tiga Gereja di Surabaya diketahui pelaku bernama Dita Oepriarto. Ia merupakan pimpinan bom bunuh yang mengajak istri dan empat orang anaknya, hingga mereka tewas saat melakukan aksi tersebut.
Demikian juga dengan ledakan di Rusun Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, yang pelakunya merupakan satu keluarga. Insiden tersebut adalah kecelakaan, karena keluarga Anton ini belum sempat beraksi namun bom sudah meledak di rumahnya di Rusun Wonocolo Blok B Lantai V nomer 2.
“Di Sidoarjo setelah diperiksa adalah 1 keluarga. Dalam insiden tersebut Anton, istrinya dan seorang anaknya tewas. Sedangkan tiga anaknya lagi masih dirawat di rumah sakit Bhayangkara,” kata Jendral Bintang Empat itu. (Mal/Lim)