SUMENEP, Lingkarjatim.com — Malang nian nasib tiga bersaudara: Jailani, Mila, dan Zainullah. Di usia sangat belia, kakak beradik yang tinggal di Dusun Brakas Laok, Desa Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep ini telah yatim piatu.
Sang ayah meninggal dua tahun lalu akibat kecelakaan kerja. Sang ibu menyusul akibat kecelakaan motor belum lama ini.
Ketika orang tuanya masih lengkap, hidup keluarga ini termasuk serba kekurangan. Rumah warisan hanya berupa gubuk tua, reot dan tak layak huni. Hidup mereka pun kian nestapa, setelah kedua orang tua mereka tiada.
Ketika Jaringan Santri Pemuda Nusantara (Jaspenu) Sumenep menyambangi rumah mereka untuk memberi bantuan kebutuhan pokok dan uang, tak ada sungging senyum dari bibir mereka. Setelah bersalaman, mereka lebih banyak menunduk dan mulut terkatup. Menyiratkan betapa berat ujian hidup yang dialami.
“Kami akan terus berusaha menggalang dana untuk membantu proses penyelesaian renovasi rumahnya untuk tempat tinggal ke tiga anak yatim ini,” kata Ketua Jaspenu Sumenep, Moh. Masrul didampingi Korwil Jaspenu Madura, Ajimuddin.
Yang mengharukan, meski serba susah, ketiga bocah itu tak putus sekolah. Si sulung Mila masih sekolah dasar, sementara dua adiknya masih Raudhatul Athfal (RA) setingkat taman kanak-kanak.
Entah bagaimana, mereka membiayai sekolahnya. Semoga ada tangan para dermawan yang mau terus membiayainya.
Moh. Toha, warga setempat bercerita, pasca sang ayah meninggal, ibunya mencoba mencari nafkah ke negeri Arab menjadi TKW selama dua tahun, kemudian pulang kampung.
Berbekal uang Rp 12 juta hasil kerja di Saudi, ia bermaksud merenovasi rumah, agar dana cukup warga sepakat bergotong royong memperbaiki. Ketika renovasi baru dimulai sang ibu meninggal.
Berbekal sepeda pinjaman, sang ibu bermaksud beli bahan makanan ke pasar, untuk warga yang bergotong royong. Saat pulang, tiba-tiba rem sepeda yang dikebdarai blong.
Dia tidak bisa mengendalikan sepeda motor itu, hingga nabrak pohon dan ajalpun menjemput. (Abdus Salam)