SAMPANG, Lingkarjatim.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sampang menyatakan total sebanyak sepuluh pasien dinyatakan sembuh dari virus corona atau Covid-19.
Dari sepuluh pasien yang dinyatakan sembuh tersebut empat orang telah dipulangkan beberapa waktu yang lalu, sedangkan tambahan enam orang pasien antara lain inisial A, pasien dari Banyuates Klaster Bangkalan, R, sampang klaster satpam, H, Pangarengan klaster pasar, U Camplong klaster pasar, S asal Kecamatan Sampang, H, omben Klaster pasar.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sampang H. Djuwardi mengatakan bahwa dari 54 pasien yang terconfirm virus corona 10 pasien diantaranya dinyatakan sembuh setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
“Dari total 10 pasien yang dinyatakan sembuh, 4 pasien dinyatakan sembuh beberapa waktu yang lalu, dan hari ini 6 pasien dinyatakan sembuh dan dipulangkan kerumahnya masing-masing,” katanya.
“Mereka dinyatakan sembuh dari sebaran virus corona setelah dua kali hasil swab yang hasilnya negatif,” timpalnya.
Ditempat yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Sampang Yuliadi Setiawan, mengatakan bahwa pihaknya mengaku sangat mengapresiasi peran dan langkah petugas medis yang bekerja dengan maksimal untuk memberikan layanan kesehatan.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada semua tim medis yang telah berhasil memberikan layanan dan membantu sampai proses penyembuhan 10 pasien dari positif ke negatif,” katanya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar terus bersama dan bekerjasama dalam upaya meminimalisir sebaran virus corona, sehingga angka warga terpapar virus corona dapat dihentikan.
“Perlu adanya kesadaran bersama, bukan seutuhnya diserahkan kepada tim medis, tapi perlunya sinergitas antar masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, S (19), salah satu pasien yang dinyatakan sembuh mengungkapkan, dirinya menyatakan syukur kepada tuhan karena telah dinyatakan sembuh dari virus Corona.
“Ini merupakan pelajaran dan hikmah tersendiri bagi kami,” katanya.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa awalnya setelah dirinya dinyatakan positif, dirinya sempat mendapatkan tekanan batin, setelah mendapatkan dorongan dan motivasi dari pihak keluarga dan tim medis, akhirnya dirinya bisa menerima dengan kenyataan yang dia alami.
“Ini bukan aib, tapi ini merupakan ujian bagi kita agar selalu waspada,” tambahnya.
Tak hanya itu, perempuan yang masuk keruang isolasi sejak 8 Mei itu menepis semua informasi negatif soal ketersediaan sarana dan prasarana selama berada di tempat isolasi, pihaknya memastikan semua layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat.
“Layanan yang diberikan sesuai dengan ketentuan kesehatan, mulai dari makanan yang bergizi dan seimbang, jadi kalau ada yang mengatakan layanan tidak manusiawi itu tidak benar,” tegasnya.
“Bahkan dokumen menu layanan sering kali saya abadikan dalam bentuk foto, ini sebagai bukti kalau saya dilayani dan terlayani dengan baik,” tukasnya. (Abdul Wahed/*)
