BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Situasi di RSUD Syamrabu Bangkalan disebut sedang dalam keadaan darurat oleh Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) setempat.
Hal itu lantaran pasien tidak bisa masuk IGD karena penuh sehingga disarankan ke rumah sakit lain, minimnya oksigen dan ventilator serta kekurangan darah plasma konvalesen.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan, dr. Nunuk Kristiani mengatakan, situasi di RSUD Syamrabu Bangkalan memang relatif penuh. Jika dilihat dari bed occupancy rate (BOR) RSUD Syamrabu terpenuhi sekitar 70 persen.
Meski demikian, Nunuk mengaku, pihaknya tetap berusaha tidak menolak pasien, tapi mengatur masuknya pasien sesuai derajat berat ringannya pasien untuk ditempatkan di ruang isolasi.
Sebab menurutnya, pengaturan ruangan sangat penting karena menyangkut alat bantu nafas yang dibutuhkan pasien seperti ventilator dan HFNC.
“Alat-alat tersebut membutuhkan suplai oksigen yang cukup besar sehingga kita harus memilah sesuai kebutuhan pasien,” katanya.
Pada kondisi sesak nafas berat, kata dia, membutuhkan alat seperti diatas yang jumlahnya terbatas sehingga kadang pasien harus mengantri di IGD, belum bisa masuk ruangan karena alat tersebut masih terpakai orang lain.
Selain itu, soal kekurangan darah plasma konvalesen, dia juga mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan bebagai pihak terutama PMI untuk mencari pendonor. Pihaknya juga sudah menyebarkan pengumuman penggalangan darah itu ke grup-grup di media sosial.
“Tidak semua orang bisa mendonorkan darah itu, karena banyak kriterianya. Misalnya orang yang sudah sembuh tapi mendapatkan donor juga itu tidak bisa,” tambahnya.
Dia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Bangkalan jika ada gejala dan merasa sakit agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau ke rumah sakit.
“Jangan menunggu sesak yang berat baru mau ke rumah sakit,” ucapnya. (Moh Iksan)
