SUMENEP, Lingkarjatim.com – Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Unija Menggugat (AMUG) melakukan aksi unjuk rasa didepan Gedung Rektorat Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Kamis (04/07/2018).
Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan oleh mahasiswa guna menyampaikan aspirasi mereka mengenai biaya pendidikan di Unija yang dinilai relatif mahal dan secara ekonomi telah mencekik mahasiswa.
“Biaya pendidikan di Universitas Wiraraja itu termahal se Madura”, Ungkap Koralap Aksi, Abdul Mahmud.
“Akibatnya, mahasiswa baru setiap tahunnya selalu menurun, yang lebih parah lagi, banyak mahasiswa yang berhenti ditengah jalan hanya karena alasan tidak mampu bayar her registrasi, juga banyak mahasiswa yang tidak bisa ikut Ujian Akhir Semester (UAS) hanya karena punya hutang her registrasi di semester sebelumnya,” Tambah Mahasiswa FISIP tersebut.
Menurut Abdul, selama ini sudah banyak mahasiswa yang mengeluh, hanya saja takut akan konsekwensi ketika mereka menyampaikan aspirasinya langsung ke pihak kampus.
“Mereka tidak berani mengungkapkan keluhannya karena dibungkam kampus dengan ancaman nilai rendah ataupun ancaman Droup Out (DO) dari kampus,” Tambahnya.
Bahkan, Abdul menegaskan, pihaknya meragukan kapasitas Unija Sumenep sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Madura
“Bahkan, kalau melihat fakta lapangan, kapasitas Unija sebagai PTS terbaik di Madura pun kami ragukan, karena pada faktanya banyak mahasiswa Sumenep yang lebih memilih kuliah diluar, karena kwalitasnya lebih baik,” Jelasnya.
Untuk itu, Mahasiswa meminta agar kampus mengkaji ulang kebijakan biaya pendidikan yang selama ini digunakan. “Kampus wajib kaji ulang kebijakan itu,” Tandasnya.
Menanggapi itu, Plt. Rektor Universitas Wirara Sumenep, Syaifur Rahman menegaskan, bahwa biaya pendidikan itu berlaku bagi mahasiswa baru, bukan mahasiswa lama.
“Brosur itu sudah disosialisasikan oleh tim penerimaan mahasiswa baru, jadi kalau mau masuk Univ Wiraraja dengan biaya segitu ya silahkan, jika tidak juga silahkan,” Tegasnya.
Lebih lanjut, menurut Syaifur, apa yang dilakukan mahasiswa yang berunjuk rasa itu tidaklah prosedural, sehingga tidak dianggap sebagai respresentasi mahasiswa Unija.
“Siapapun yang mengganggu ketenangan di Universitas Wiraraja, akan saya sikat,” Tandasnya. (Lam/Lim)