SUMENEP, Lingkarjatim.com – Pelaksanaan kegiatan bursa inovasi desa tahun 2018 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018), menargetkan berbagai hal penting. Selain untuk memberikan informasi terhadap desa, kegiatan itu menekankan agar 330 desa di Kota Keris dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan inovatif.
Moh. Ilyas, Tenaga Ahli (TA) Pemberdayaan Masyarakat Sumenep mengatakan, kegiatan itu merupakan kedua kalinya di Sumenep, sehingga dirinya berharap desa mampu melaksanakan agenda inovatif menuju desa yang maju dan mandiri.
“Ini kegiatan tahun kedua, program bursa inovasi ini untuk menginformasikan kepada seluruh desa di Sumenep tentang kegiatan inovatif, jadi ada desa yang maju, mereka nanti akan menginformasikan, sehingga desa yang belum maju ada komitmen untuk melakukan upaya memajukan desa,” Katanya kepada sejumlah wartawan disela-sela acara.
Menurut Ilyas, sejauh ini program inovasi merupakan hal baru bagi desa, karena program inovatif tersebut harus selaras dengan proses perencanaan pembangunan desa.
“Komitmen yang dibuat pada pelaksanaan bursa inovasi desa, itu harus tercover dalam APBDes tahun 2019, sehingga praktek praktek inovasi desa terlaksana sesuai APBDes nantinya,” Jelasnya.
Dicontohkan Ilyas, saat ini ada beberapa program inovasi desa yang sudah terealisasi, salah satunya mengenai pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Desa/Kecamatan Dungkek.
“Contoh desa yang sudah melaksanakan inovasi seperti Desa/Kecamatan Dungkek, di sana sudah ada beberapa unit, seperti salon, las, simpan pinjam pengelolaan wisata dan sebagainya, termasuk beberapa desa lain yang sudah memulai,” Tukasnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Bidang Pengembangan Kapasitas Program Inovasi Desa Jatim, Miftahul Munir mengatakan, lahirnya program inovasi desa karena melihat fokus dana desa (DD) yang terpusat kepada infrastruktur. Acuan itulah yang menjadi targer Kemendes untuk menggiring pengalokasian DD pada hal yang sifatnya inovatif dengan perangkat yang telah disiapkan.
“Ini acuan kami untuk menggeser pengalokasian DD pada hal yang sifatnya inovatif, baik itu SDM maupun infrastrukturnya, itu juga dilakukan dan bisa dianggarkan melalui DD, sampai saat ini sudah dilakukan dengan perangkat yang disiapkan Kementerian Desa, baik itu tim pelaksana inovasi desa dari tingkat Kabupaten hingga Kecamatan,” Katanya.
Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya itu menambahkan, bursa inovasi desa ini diharapkan menjadi media pembelajaran, baik berbentuk narasi maupun video, sehingga bisa dijadikan direktori inovasi desa di seluruh Indonesia.
“Saat ini di Jawa Timur sudah 30 Kabupaten/Kota yang ditargetkan akan melakukan inovasi, besok kita geser ke Kabupaten Bangkalan, sehingga inovasi desa ini betul betul muncul dari desa, di Sumenep sendiri, seperti pantai sembilan sudah dikelola BUMDes, tinggal ditingkatkan dan diperjelas saja nanti,” Tandas Miftah. (Lam/Lim)