Pihaknya mengingatkan, para abdi negara senantiasa ingat atas sumpah janjinya yang diucapkan dalam pelantikan tersebut untuk mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi. Sehingga, kerja melayani rakyat dan pengabdian kepada negara kesatuan republik Indonesia menjadi pondasi dalam setiap aktivitasnya. Termasuk guru yang memiliki tanggung jawab mendidik generasi bangsa.
“Menjalani pemerintahan ini harus bersih, kita ini ingin menjadi orang baik atau tidak baik tergantung kita. Kalau kita selalu memberikan solusi dan pesan baik kepada seseorang, kita akan menjadi orang baik. Demikian juga sebaliknya,” jelasnya.
Politisi PKB itu menjelaskan, bahwa surat keputusan pengangkatan menjadi PPPK dan ASN mempunyai konsekuensi besar dalam hidup, tidak seperti sebelum diangkat menjadi abdi negara. Salah satunya harus mampu memberikan contoh yang baik kepada publik, patuh kepada pimpinan, dan tugas lain yang menempel kepada mereka. Namun, negara membayar lunas atas konsekuensi besar tersebut.
“Kemudian tanyakan kepada hati terdalam kita, kontribusi apa yang akan kita berikan kepada bangsa dan negara. Karena negara telah membayar lunas kepada kita,” ungkapnya.
Dia berharap, PPPK dan ASN bisa menjadi contoh yang baik di tengah-tengah masyarakat dengan menunjukkan etika dan akhlak mulia. Jangan sampai status tersebut justru menjadi sombong, serta akhlak tidak terpuji lainnya.
“PPPK dan ASN itu bukan untuk cari kerja saja, tetapi bagaimana kita bisa berkontribusi kepada bangsa dan negara. Karena nanti kita akan dipertanggungjawabkan ketika pada masanya pulang ke dzat yang maha rahim,” pungkasnya. (Supyanto Efendi*/Hasin)