SUMENEP, Lingkarjatim.com — Seluas 27 hektar lahan pertanian padi yang terdampak banjir di Desa Patean, Kecamatan Batuan dan Desa Muangan, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Jawa Timur bisa mendapat ganti rugi dari PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) untuk meminimalisir kerugian yang dialami.
Kepala UPTD Pelaksana Penyuluhan Pertanian Sumenep, Jumianto mengatakan, petani bisa mendapat ganti rugi sekitar 60 persen dari kerugian yang dialami. Musibah akibat bencana alam itu bisa diklaimkan pada asuransi usaha tani tanaman padi (AUTP) di PT Jasindo.
Namun, tidak serta merta setiap kegagalan dalam pertanian yang diakibatkan oleh bencana alam bisa diklaim untuk mendapat asuransi. Ada beberapa hal yang menjadi persyaratan untuk mendapat ganti rugi tersebut.
Pertama, kata Jumianto, daerah tersebut harus sudah didaftarkan melalui kelompok tani ke PT Jasindo.
“AUTP kalau memang dari kelompok tani yang ada di daerah terdampak banjir ini sudah didaftarkan, itu bisa diajukan untuk klaim ke pihak asuransi. Asuransi sekitar 60 persen diganti oleh PT Jasindo,” katanya ditemui saat memantau lahan yang tergenang banjir di Desa Patean, Selasa (18/02).
Selain itu, juga melihat kondisi seberapa lama lahan tersebut tergenang banjir. Biasanya, kata dia jika lebih satu minggu, maka padi itu akan mati. Namun, jika hanya tergenang selama tiga hari, biasanya tanaman padi masih bisa bertahan hidup.
“Kalau hanya tiga hari ini masih bisa hidup, karena padi memiliki sifat recovery, artinya bisa masih hidup setelah masa kritis,” tambah Jumianto.
Sedangkan untuk di Desa Muangan dan Desa Patean itu, dia mengaku belum berkoordinasi dengan pihak kelompok tani. Namun ia yakin, jika daerah tersebut memang menjadi langganan banjir, pasti sudah didaftarkan asuransi ke PT Jasindo.
“Kami belum koordinasi, tapi daerah yang sudah setiap tahun langganan banjir ini biasanya diajukan,” ucapnya
Diberitakan sebelumnya, hujan lebat hampir empat jam yang melanda Sumenep, Senin (17/02) kemarin membuat sejumlah daerah mengalami banjir, tak terkecuali lahan pertanian. Di Desa Muangan dan Desa Patean, ada sekitar 27 hektar lahan yang tergenang banjir.
Hal itu terjadi karena sulitnya pembuangan air disekitar lahan tersebut. Sehingga, kedepan pihak Dinas Pertanian Sumenep akan mengambil langkah membuat lubang resapan atau biopori disekitar persawahan itu untuk meminimalisir kejadian serupa.
“Kami akan upayakan pembuatan biopori. Tapi biopori itu akan kita upayakan disekitar perumahan atau pinggiran lahan. Kalau di tengah lahan kan eman, biar bisa ditanami saja,” kata Bambang ditemui saat memantau lokasi pertanian yang tergenang banjir di Desa Patean, Selasa (18/02). (Abdus Salam)