JAKARTA, Lingkarjatim.com- Pemerkosaan gadis berusia 15 tahun yang di lakukan oleh oknum guru ngaji di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mendapat respon dari dua organisasi Islam terbesar di indonesia. Kedua organisasi tersebut mengecam hal itu dan meminta agar pelaku diberi hukuman setimpal, baik hukum negara maupun hukum sosial.
Sekertaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mendorong aparat penegak hukum agar memberi tindakan tegas atas perbuatan yang tidak senonoh tersebut,
“Polisi harus menindak tegas pelaku tersebut. Yang bersangkutan adalah oknum guru ngaji, Perbuatan tersebut sangat tidak bisa ditolerir,” kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, sebagaimana dikutip dari detik.com. Selasa (18/5/21).
Helmy menambahkan tidak seharusnya guru ngaji melakukan hal yang tidak senonoh tersebut, seharusnya guru ngaji itu membimbing mengayomi santri dan menjaga harkat dan martabat manusia.
“Sebagai guru tugasnya membimbing, membina santri dan menjaga martabat guru,” katanya.
Sementara itu Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan yang juga berkomentar, menilai perlakuan tindakan asusila itu amoral.
“Saya katakan dia tidak punya iman. Walaupun guru ngaji tidak punya iman, tidak berakhlak baik,” kata Dadang Kahmad, salah satu Ketua PP Muhammadiyah.
Dadang menambahkan, harus ada sanksi, baik sanksi negara atau sanksi sosial atas tindakan asusila tersebut agar pelaku dikucilkan oleh masyarakat.
“Saya kira kalau dia melanggar hukum ya harus dihukum. Apalagi hukumannya juga dari negara juga hukum sosial, oleh masyarakat akan dikucilkan, ada dihinakan, orang yang seharusnya mengajarkan kebaikan kok dia melakukan kejahatan, kemaksiatan,” Ujarnya.
Dadang juga menghimbau kepada guru ngaji beserta masyarakat untuk meningkatkan keimanannya, lantaran banyak cara bagi setan untuk menggoda manusia agar terjebak kejalan yang tidak benar.
“Memang setan itu kan juga banyak tingkatannya, guru ngaji itu juga digoda setan. Oleh karena itu, saya kira keimaman itu harus kuat, juga moralitas juga harus kuat sehingga tidak akan tergoda oleh godaan-godaan yang menjerumuskan. Apalagi seorang guru ngaji itu kan mungkin aibnya akan lebih besar dibandingkan dengan orang biasa,” Pungkasnya. (Muhidin)