Mantan pejabat Pemerintah Kabupaten Bangkalan Sudarmawan, ngobrol santai dengan Aliman Haris Direktur Lingkar Jatim di salah satu rumah makan di Jl. Teuku Umar Bangkalan, Sabtu (01/03). Dalam obrolan santai tersebut mereka membahas tentang ledearship dalam menjelankan pemerintahan.
Menariknya Sudarmawan paham betul dengan kondisi pemerintahan di Kabupaten Bangkalan. Ia mengibaratkan sebuah pemerintahan dengan tim sepak bola. Dalam tim sepak bola ada yang namanya manager, pelatih dan pemain. “Nah pemain ini tentunya harus mengikuti pola yang di bangun oleh pelatih, kalau pemain sudah tidak bisa mengikuti pola itu jangan jadi pemain,” ujarnya.
Namun selain itu lanjutnya, ada juga pelatih yang tidak konsisten terhadap pola yang ia buat sendiri. Menurutnya hal itu juga menjadi pilihan pemain apakah masih akan tetap bersama dengan pelatih yang tidak konsisten itu atau memilih keluar. “Meskipun pemain berkualitas super kalau dilatih oleh pelatih yang tidak konsisten tidak akan menang, makanya kembali lagi ke pilihan si pemain,” imbuhnya.
Sama halnya dengan menjalankan pemerintahan, menurutnya dalam pemerintahan ada tata kelola yang harus saling sinergi antara semua pihak, baik pemerintah itu sendiri dan masyarakat yang diwakili oleh DPR. “Dan selain itu seorang pemimpin pemerintahan harus memiliki jiwa trainer agar bisa mengarahkan bawahannya ketika salah, jadi tidak hanya terkesan sebagai penguasa,” jelasnya.
Oleh karena itu lanjutnya, masalah yang terjadi di pemerintahan tidak bisa jika semuanya dilimpahkan kepada kepala pemerintahan. Semuanya harus saling introspeksi baik pimpinan sampai ke staf paling bawah. “Staf juga harus memikirkan, kontribusi apa yang telah ia berikan kepada pemerintahan, makanya kembali lagi ke perumpaan tim sepak bola tadi itu, semuanya pilihan,” tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan antara pimpinan dengan bawahan harus sama-sama bersinergi dan harus sama-sama saling memahami. Pimpinan harus memahami bawahan begitupun sebaliknya bawahan juga harus memahami pimpinan. “Tidak bisa jika hanya pimpinan yang memahami bawahan sedangkan bawahannya tidak memahami pimpinan, sehingga akan terjadi komunikasi yang tidak efektif,” pungkasnya.
Penulis : Salim