GRESIK, Lingkarjatim.com – Menanam tanaman hias seperti bonsai dan lain sebagainya adalah hal jamak yang dilakukan masyarakat saat ini. Namun apa jadinya jika seseorang menanam tanaman yang dikenal angker?.
Adalah H Saiful Arif, pria empat puluh lima tahun ini menanam berbagai jenis tanaman hias. Namun aneh tapi nyata, belasan diantara ratusan tanaman miliknya adalah tanaman “polai”, tanaman berusia ratusan tahun yang tinggi besar dan dikenal angker di Madura.
Jika di Madura dikenal dengan nama Polai, dijawa tanaman ini disebut dengan tanaman “Pole”. H Saiful Arif menceritakan alasan dirinya tertarik kepada pohon yang dikenal banyak “penunggu”-nya itu. Menurutnya, setiap pohon itu bagian dari ciptaan tuhan yang berdzikir. Karena itu, dia mengumpulkan belasan tanaman Polai dari banyak lokasi, untuk merubah paradigma negatif tersebut. Walaupun memang, dirinya menyadari bahwa ada sisi eksotisme dari tanaman Polai itu sendiri.
“Saya suka dengan tanaman ini, karena kita terlalu lama mengabaikan pepohonan, padahal pohon itu berdzikir”, tutur Haji Ipung sapaan akrabnya saat di temui di rumahnya di Kawasan Bunga Gresik, Minggu (29/11/20).
Salah satu tanaman polai yang dimiliki Haji Ipung adalah tanaman polai yang berasal dari Madura. Tepatnya Desa Cengkraman Kecamatan Konang, Kab. Bangkalan. Tak tanggung-tanggung, butuh biaya ratusan juta rupiah guna memindahkan pohon yang berdiameter lebih dari satu meter tersebut.
Karena kecintaannya terhadap pohon tersebut, Haji Ipung memberinya nama Mbah Barong. Kini, selain Mbah Baong, Haji Ipung juga memiliki 10 pohon polai lain dengan ukuran yang hampir serupa. Sambil berseloroh, Ipung mengatakan bahwa 10 pohon polai lainnya tersebut merupakan santri Mbah Baong.
“Yang 10 ini akan jadi Santi santrinya Mbah Baong, untuk memberikan informasi kepada yang lain bahwa ada orang gila yang cinta sama pohon pohon Indonesia”, pungkasnya.
Kecintaannya terhadap alam memang patut diapresiasi. Tak hanya pohon polai dan ratusan bonsai, Haji Ipung juga memelihara banyak burung dan berbagai jenis ayam di halaman rumahnya. (Muhidin)