SURABAYA, Lingkarjatim.com – Beredar video ahli pengobatan alternatif asal Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Ningsih Tinampi, mengklaim punya obat virus korona (covid-19). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur pun angkat bicara terkait perihal tersebut.
“Penemuan obat itu harus melalui fase-fase sangat panjang, baik secara ilmiah dan non ilmiah. Apakah ada efek sampingnya atau tidak. Saking panjangnya, kadang-kadang kita tidak sabar,” kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin malam (20/4/2020).
Joni tidak mau berspekulasi apakah obat virus korona temuan Ningsih kredibel dan benar-benar aman untuk dikonsumsi. Sebab, kata Joni, penemuan obat baru harus melalui tahapan dan syarat-syarat tertentu, mulai dari teori, uji di laboratorium, percobaan terhadap binatang, hingga percobaan klinis (clinical trial).
“Fase yang harus dilalui cukup panjang (tidak ujug-ujug). Tapi sebenarnya, sifat virus itu akan hilang atau orangnya sembuh sendiri tanpa diobati. Karena sifatnya virus itu self-limiting disease,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menambahkan bahwa banyak pihak menawarkan obat-obatan seperti temuan Ningsih Tinampi. Namun, kata Khofifah, sebuah obat itu harus memenuhi standart produk untuk dipastikan benar-benar akurat dan aman dikonsumsi masyarakat.
“Saat ini banyak pihak yang menawarkan obat-obatan serupa, yang diklaim mampu menyembuhkan covid-19. Tapi kita juga punya standar untuk membuat suatu produk, kemudian komposisinya, izin edarnya dan seterusnya. Jadi, harus sesuai SOP penanganan baik covid-19 maupun pengobatan yang lain,” pungkasnya.
Video Ningsih Tinampi mengklaim punya obat ampuh menyembuhkan pasien korona beredae luas di media sosial. Ningsih membrandol obat itu seharga Rp35 ribu.
Namun, obat temuan Ningsih belum bisa dipastikan aman dikonsumsi, lantaran belum melalui fase-fase sebuah produk obat. (Amal Insani)