SURABAYA, lingkarjatim.com – Pemerintah Kota Surabaya memiliki destinasi heritage baru yakni Heritage Walk Of Lawang Seketeng atau kampung lawas.
Destinasi wisata heritage yang baru diresmikan ini berada di Kelurahan Peneleh, Kecamtan Genteng, Surabaya Jawa Timur.
Destinasi yang baru saja diresmikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya dengan Surabaya Creative Network (SCN), ini memiliki banyak sejarah tentang sejumlah tokoh nasional, salah satu diantaranya adalah Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
Di dalam lokasi wisata heritage terdapat beberapa benda bersejarah Langgar Dukur Kayu yang dulunya dipakai tempat mengaji Presiden Soekarno saat masih kecil.
Selain itu, ada Terakota, Sumur Tua, Makam Mbah Pitono, Makam Mbah Dimo, Makam Syekh Zen Zaini Assegaf, Rumah Kayu, Rumah Jengki dan Rumah Puing yang menjadi pusat daya tarik wisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan, Langgar Dukur Kayu yang berdiri tahun 1893 ini masih terjaga keasliannya. Sehingga dari sisi historisnya mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Bahwa disini ada tempat destinasi wisata yang menarik, yang khususnya memiliki berbagai obyek mulai dari jaman kerajaan, peninggalan jaman kerajaan sampai jaman perjuangan bangsa Indonesia,” kata Antiek, Selasa (12/11/2019).
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Pengarsipan Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan jika ornamen yajg terdapat dikawasan Lawang Seketeng memiliki nilai historis perjuangan.
Beberapa benda seperti dinding kayu sisik, daun pintu dengan engsel kuno serta kentongan yang ada di bangunan Langgar Dukur Kayu merupakan saksi bisu bahwa tempat ini pernah dipakai ngaji Presiden Soekarno maupun sebagai lokasi para pahlawan yakni HOS Cokroaminoto berunding dengan tokoh bangsa lainnya saat jaman penjajahan.
“Yang kita wawancara dengan beberapa penduduk yang ada disini, itu ada beberapa ulama yang sekarang ukirannya banyak kita temukan sekitar sini, dulu tempat ngajinya disini. Sesepuhnya lah sebenarnya termasuk Bung Karno, dulu gurunya tempatnya di sini juga,” tandas Musdiq. (Eddy Aryo)