Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 1 Oct 2019 14:53 WIB ·

Cerita Dari Wamena : Kami Diselamatkan Orang Papua


Cerita Dari Wamena : Kami Diselamatkan Orang Papua Perbesar

Sahid Alan Nuri (Baju Putih) Saat Menceritakan Kerusuhan Wamena Pada Wartawan Lingkarjatim.com

BANGKALAN, Lingkarjatim.com,- Tidak semua orang papua bersikap bringas membabi buta pada pendatang. Meski kerusuhan di Wamena Papua, menjadi momok yang menyeramkan bagi kita yang membayangkannya.

Pengakuan warga Desa Kebun Kecamatan Kamal, yang mencari rezeki di bumi papua dengan menjadi juru pangkas rambut, harus berkemas lebih awal demi keselamatannya.

Untungnya Sahid Alan Nuri dan Istrinya serta kedua saudaranya berhasil lolos dari amukan warga Wamena pada 23 September lalu, ke empat warga Bangkalan ini selamat lantaran ikut diamankan oleh warga pribumi.

Sahid Bercerita, bahwa pada saat kerusuhan terjadi di Jl Pekhe Jayawijaya, Kabupaten Wamena Papua, dirinya sedang mendapatkan satu orang yang potong rambut, akan tetapi baru saja menggarap. Banyak pemilik kios yang sudah lari dan sebagian berkemas.

“Awalnya saya juga tidak menyangka akan ada kerusuhan. Karena aktivitas pada saat tu berjalan seperti biasa,” ucap dia saat ditemui dikediamannya Selasa, (01/10).

Sahid sempat menanyakan, kepada sebagian orang yang mulai lari berhamburan. Ada apa mas? Tanya dia, ternyata mereka lari lantaran ada kerusuhan. Tidak lama kemudian dirinya ikut menutup kiosnya.

“Kami langsung berkumpul dengan keluarga, ternyata semua orang sudah lari untuk mengamankan diri dari amukan masa, karena kita dengar dikota sudah mulai ada yang di bakar,” Cerita dia.

Mula-mulanya kerusuhan terjadi, ada golongan pelajar yang menyerang pendatang, namun kedua kalinya pelajar sudah bertambah pasukannya dengan lapisan masyarakat.

Mereka harus berlindung dibalik rumah papan, namun berselang waktu yang cukup lama, mereka ditemukan oleh orang pribumi yang berhati baik, untuk bersembunyi dirumahnya.

“Mari masuk kerumah, saya amankan. Berselang dua jam ada aparat keamanan dan pak haji orang pamekasan yang meminta agar kami dievakuasi,” beber dia.

Sempat dikawal untuk menuju ke armada polisi agar sampai di mapolres setempat, dua hari lamanya berada di markas polisi, tak membuat mereka plong dari ancaman kerusahan. Justru mereka berpindah kerumah kerabatnya untuk mencari keamanan. Akan tetapi tetap saja rasa takut itu terus menghantuinya, nyaris setiap saat mereka selalu ronda dan jaga-jaga.

“Semua pendatang ronda untuk jaga, tidak hanya orang Madura, Makassar juga,” kata dia.

Untuk bisa menghirup udara segar dikampung halamannya, mereka harus daftar terlebih dahulu ke Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) agar bisa dipulangkan. Meski demikian 4 orang itu tak langsung dipanggil untuk pulang alias masih antri.

“Hari selasa pasca rusuh itu kami jalan ke bandara, tapi belum dipanggil sampai jam 5 sore kami pulang, dan kami baru hari jumat kemarin itu melihat nama saya dan teman-teman yang lainnya sudah keluar.”

Alhamdulillah seketika itu diterbangkan menggunakan pesawat angkut hercules dari Wamena ke Jayapura Sentani, setibanya disana mereka ditampung musholla attaqwa yang dikordinatori oleh Ikatan Keluarga Madura (IKAMA).

“Hari minggu saya cari tiket yang ke Surabaya ini, kena harga 3 juta per orang. Tetap saya ambil, karena keselamatan lebih penting,” ucap dia.

Kendati mereka sudah berusaha menanyakan terkait bantuan pemerintah teknis pemulangan, namun petugas AURI menjawab masih memprioritaskan di Wamena terlebih dahulu, di sentani masih nunggu. Terpaksa dilakukan Sahid meminta kiriman logistik dari keluarganya di Madura.

“Terpaksa kami harus ngutang, demi keselamatan. Nunggu bantuan lama. Senin (30/09) sore kami sudah di Madura, berangkat dari sana pukul sembilan pagi.” Keluhnya.

Nahasnya lapak mereka di wamena sudah hangus terbakar oleh amukan massa. Kerugian mencapai puluhan juta, Disoal mengenai konsumsi pihaknya mengaku dibantu oleh aparat TNI, NU, Basarnas dan Ikatan Keluarga Madura.

“Kerugian sewa tempat sekitar 25 juta, motor 13 juta, dan aksesoris pangkas serta lainya mencapai sekitar 50-60 juta. kalau sudah begini wes tak kan kembali lagi kesana. Kapok lah” pungkas dia.

Ke empat orang itu, Sahid Alan Nuri (25), Jannatul Makwa (23) selaku istri sahid, Abdul Jalil dan Muzammil. (Mukhlis)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Suaminya Dibunuh di Depan Anaknya, Istri Korban Menangis Didepan Hakim

25 September 2024 - 11:23 WIB

Bapenda Bangkalan Belanjakan Hampir Seratus Juta Rupiah untuk Beli Pita Printer 

25 September 2024 - 11:09 WIB

Deklarasi Kampanye Damai KPU, Pj Bupati Bangkalan Sayangkan Tempat Duduk Masing-masing Paslon

25 September 2024 - 07:40 WIB

Gelar Deklarasi Kampanye Damai, KPU Bangkalan Ajak Masyarakat Hindari Berita Hoax dan Jangan Mudah Terprovokasi

25 September 2024 - 06:56 WIB

Horeee, PNS Boleh Menghadiri Kampanye Paslon Bupati dan wakil Bupati Bangkalan

24 September 2024 - 22:19 WIB

Pilkada Bangkalan Masuk Tahap Krusial, Bawaslu: Kemaren Sembunyi-sembunyi Sekarang Silahkan Dimanfaatkan

24 September 2024 - 14:08 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA