SUMENEP–Lingkarjatim.com, Beberapa waktu lalu, sebuah akun facebook bernama Amir Rozi menghina Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj. Akun tersebut menghina Said Aqil disalah satu kolom komentar sebuah postingan.
Diketahui, akun tersebut merupakan akun pribadi lelaki berinisial AH (43) warga Desa Gilang, Kecamatan Bluto, Sumenep, Jawa Timur. Sontak, komentar kotor tersebut membuat warga Nahdliyyin marah.
Mengakui apa yang dilakukannya salah, AH yang sedang bekerja di Jakarta akhirnya pulang dan minta maaf kepada Said Aqil dan warga Nahdlatul Ulama (NU). Dia melakukan tabayyun di MWC NU Bluto, Sabtu (28/09).
Ketua mandataris PAC GP Ansor Bluto, Suhaidi mengatakan, komentar akun tersebut sebenarnya dapat dilaporkan ke APH karena melanggar UU ITE. Hanya saja, pihaknya lebih mengutamakan upaya tabayyun. Sehingga AH masih diberi kesempatan untuk minta maaf hingga 31 Desember mendatang.
“Tapi alhamdulillah, atas kesadaran dari pihak yang menyebar penghinaan, beliau bersedia untuk melakukan tabayun,” katanya.
Sebelumnya, kata dia, AH sempat melakukan klarifikasi atas komentarnya melalui akun facebooknya itu. Selain itu, AH juga sempat minta maaf melalui media sosialnya kepada salah satu pengurus PAC GP Ansor Bluto.
Kendati demikian, kata dia, rapat internal yang dilakukan pengurus Ansor Bluto mengharuskan agar AH tabayyun dan minta maaf secara langsung. “Yang bersangkutan bekerja di Jakarta, tapi karena harus tabayun langsung maka mau tidak mau ya harus pulang,” jelasnya.
Dengan disaksikan Kapolsek Bluto dan jajarannya, pengurus MWC dan Banom NU, AH yang pulang dari jakarta akhirnya minta maaf di kantor MWC NU Bluto. AH mengaku tidak sengaja dan secara spontan menulis komentar itu.
“Saya menyadari bahwa saya khilaf, dan saya sempat menghapus komentar saya itu, tapi karena sudah tersebar screnshotnya akhirnya tidak bisa,” katanya.
Dia juga mengaku sempat mengirim pesan permohonan maaf pada salah satu pengurus GP Ansor Bluto. Namun karena hasil rapat GP Ansor mengahruskan dia minta maaf secara langsung, dia yang bekerja di ibu kota akhirnya pulang.
“Karena hasil rapat Ansor saya harus tabayun, maka saya pulang dari tempat kerja saya di Jakarta. Alhamdulillah, saya benar-benar menyesali dan mohon maaf kepada seluruh warga nahdliyyin,” tukasnya.
Hasil kesepakatan PAC GP Ansor Bluto, AH harus menandatangani surat pernyataan bahwa tidak akan melakukan hal yang sama kembali dikemudian hari. (Abdus Salam)