SURABAYA, Lingkarjatim.com – Tepat pada hari Minggu yang lalu menjadi hari yang sangat luar biasa bagi Fadila Yahya. Perempuan cantik mahasiswi PMI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UINSA Surabaya itu berhasil menjadi Pemenang Sunsilk Hijab Hunt 2018 di Jakarta.
Namanya dinobatkan sebagai juara pertama setelah unjuk bakat story telling yang dinilai oleh juri sangat original. Penampilannya yang cantik dan tutur katanya yang ciamik menjadi nilai tambah dimata para juri. Ia pun berhak mendapatkan sejumlah hadiah atas pencapaiannya tersebut.
Awal mengikuti kontes Sunsilk Hijab Hunt 2018 ini, Fadila mengaku berniat ingin mengembangkan bakat story telling yang dipelajarinya sejak SMP. Selain itu, melalui bakatnya tersebut ia juga ingin menginspirasi para muslimah yang lain.
Fadila yang merupakan kelahiran kota tahu, Kediri itu pernah mengikuti Sunsilk Hijab Hunt 2017. Namun dirinya tak sampai lolos ke Jakarta. “Hanya bertahan sampai 20 besar di Surabaya,” kata Fadila, Jumat (8/06/2018).
Sebenarnya ia tidak menyangka mampu meraih juara pertama pada tahun ini. Ditambah lagi semenjak awal dirinya sering mendapatkan teguran serta komentar dari juri dan coach.
“Fadila, artikulasinya kurang, ekspresinya juga kurang, olah vokalnya juga kurang, diperjelas lagi,” katanya sambil mencontohkan teguran dan komentar dari juri.
Dara asal Kediri tersebut saat ini sedang menempuh pendidikan di Surabaya, iapun mengaku sempat down, karena ia lebih banyak mendapat komentar dan teguran dibandingkan peserta yang lain.
“Kok aku sendiri sih yang banyak salah? Padahal yang lain oke-oke aja, aman-aman terus,” tambahnya.
Meski sempat membuatnya down, Fadila mengaku tetap merasa enjoy selama masa karantina. Ia terinspirasi dari perkataan Puteri Indonesia tahun 2016, Kezia Warouw.
“Ketika sudah memilih satu jalan dan ketika sudah memasuki satu pintu, jangan pernah meneteskan airmata apapun yang terjadi,” ucapnya menirukan ucapan Kezia Warouw.
Meskipun kontes kecantikan dan bakat, Fadila mengatakan bahwa wawasan, kepribadian selama karantina, bahkan isi media sosial peserta pun turut mendapatkan penilaian. Selain itu bagaimana peserta mampu menyisipkan pesan dakwah dalam bakatnya juga tak luput dari penilaian juri.
Fadila justru menilai bahwa sebenarnya good looking bukan menjadi hal yang utama. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita memaksimalkan bakat yang dipunyai. Sebagai contoh, dalam kontes Sunsilk Hijab Hunt 2018 ini Fadila tak menemukan tes tinggi badan seperti kontes kecantikan yang lain.
“Kontes ini lebih enak, tidak memandang fisik, yang penting punya bakat yang bagus,” ungkap wanita yang disebut-sebut mirip boneka ini. (Zan/Lim)