Menu

Mode Gelap

KELAKAR · 1 Jun 2024 12:38 WIB ·

12 Pelajar Asal Madura Berhasil Lulus di Universitas Al Ahgaf Tarim, Berikut Kesan dan Pengalamannya


12 Pelajar Asal Madura Berhasil Lulus di Universitas Al Ahgaf Tarim, Berikut Kesan dan Pengalamannya Perbesar

7. Nama: Shohibul Bayan
Alamat: Tambak, Omben, Sampang.
Pengalaman dan kesan kuliah di Universitas Al Ahgaff : Kita Ketahui Bersama Sebagian besar orang-orang keturunan Arab yang ada di Indonesia berasal dari Yaman. Negara ini memiliki cerita dan berbagai legenda yang begitu mengesankan. Ada salah satu kisah pada zaman dahulu tentang ulama besar yang tinggal di Yaman, dan doanya di kabulkan oleh Allah SWT ketika beliau meminta diturunkannya hujan susu di Yaman.

Negara Yaman merupakan satu-satunya negara yang berbentuk republik di Jazirah Arab. Berkenaan dengan pendidikan, untuk mencoba kuliah di Timur Tengah memang tidak mudah dalam mendapatkan beasiswa atau kuliah gratis. Maka dari itu, buat kamu yang ingin kuliah di Yaman juga harus menyiapkan budget sebagai cadangan. Nah, berikut ini terdapat ulasan mengenai hasil Pengalaman yang Di Peroleh  Selama Saya Belajar di Yaman Ini, Atau Di Peroleh Dari Baca Buku-Buku Yaman.

Berikut Pengalaman, pemberangkatannya pada September-Oktober. Kami Meperoleh informasi Dari Kakak Saya yang Merupakan Alumni Dari Al-Ahgaff Yaman. Kampus al- Ahgaff,  mungkin Salah Satu Kampus  Yang Paling Banyak Mahasiswa Indonesianya. Jujur, pada beasiswa yang diberikan univesitas al-Ahgaff, mahasiswa Indonesia hanya diberikan 3 pilihan jurusan untuk studi S1, yaitu; Syariah, atau Hukum dan Syariah Dan Sunnah Waulumuh.

Di Indonesia, model penggabungan 3 fakultas memang ada, namun tidak begitu banyak. Karena sejatinya, Hukum dan Syariah layak berdiri sebagai fakultas, namun di sini mereka disatukan. Ada beberapa jurusan lain, seperti Pendidikan Bahasa Inggris, Ekonomi, Manajemen, dan Komputer, Dan Saya Mengambil Jurusan Syariah. Hukum dan Syariah, jurusan ini mengkombinasikan sisi hukum Islam, mulai dari penggalian dan analisa hukum [ushul Fiqih] serta penyerapan pemahaman hukum Islam [Fiqih] dengan menyeimbangkannya dengan realisasi nyata yang tertulis dalam Hukum negara Yaman.

Masyarakat Yaman baik terhadap pelajar pendatang asal Indonesia. Asal kita juga harus menghormati budaya, adat, kebiasaan dan cara bergaul mereka. Sejujurnya, banyak perihal pelajar Indonesia yang dianggap aib [cela] menurut mereka. Adaptasi sangat perlu dilakukan, karena gesekan budaya yang berbeda antara Yaman dan Indonesia tak jarang menyebabkan pelajar merasa ‘shock culture’.

Tak hanya bahasa dan lingkungan, lidah juga musti diset ulang di sini, contoh kasus; sambal, mereka suka sambal yang berasa asem pahit [jawa: sepet], beda sekali dengan sambal kita yang panas, pedas manis dan asin. memang harus dimaklumi sih. Mereka senang bersalaman di tengah percakapan bila mereka merasa asyik dengan apa yang dibahas, juga saling mencium tangan saat bersalaman sebagai tanda saling respect.

Perihal mereka yang patut disesalkan, diantaranya suka menunda-nunda pekerjaan, sehingga Yaman juga disebut negara ‘bukroh’ [besok] dan ‘suwayya’ [sebentar]. Semisal kita memperbaiki laptop, kadang tidak ada kejelasan kapan selesainya, dia hanya akan mengatakan ‘bukroh, bukroh’, [besok dan besok]. Memang tidak semuanya demikian, namun hal yang satu ini sudah cukup sering terjadi.

Saat ini, saya berdomisili di Tarim, kota yang dinobatkan sebagai Kota Pusat Kebudayaan Islam oleh UNESCO pada tahun 2010. Di Tarim, ada 3 institusi pendidikan yang banyak dipilih oleh pelajar Indonesia. Darul Musthofa dan Rubath Tarim yang tidak jauh berbeda sistem pendidikannya dengan pondok pesantren di Indonesia, serta Fakultas Hukum dan Syariah universitas Al-Ahgaff. Bila dibandingkan dengan Darul Musthofa dan Rubat Tarim, mahasiswa al-Ahgaff lebih memiliki kebebasan dalam mengatur kegiatan mereka.

Berbeda dengan 2 lembaga lainnya yang cenderung selalu memonitor dan mengatur para pelajar. Kebebasan ini diberikan, untuk menekankan mahasiswa agar lebih dewasa dalam mengatur waktu. Kebebasan ini bisa dibuat olahraga, lebih mudah belajar [istifadah] kedua lembaga lainnya, atau bahkan majelis ilmu lain yang diadakan. Karena kebebasan ini pula, mahasiswa al-Ahgaff lebih cenderung dipilih sebagai pengurus PPI Hadhramaut. Mereka lebih leluasa berorganisasi, mengadakan kegiatan pendidikan dan bekerja sama dengan KBRI Oman Muscat.

Belajar Bahasa Mereke Merupakan Pengalaman Yang paling Saya Suka. Dulu ketika Saya Baru Nyampe Ke Negeri Yaman Ini, Saya Banyak Gak Faham Logat Bahasa Mereka, Tapi Ketika Sudah Pindah Ke Tarim Saya Bisa Mempelajari Bahasa Mereka Sehingga Saya Bisa Praktek Sehari2. Semoga Kita Semua Mendapatkan Keberkahan Dari Ulama Kota Tarim Sehingga Kembali Ken Tanah Air Membawa Ilmu Yang Bermanfaat.

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 442 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bengkel Jurnalistik Ala PWI Sidoarjo

31 August 2024 - 23:31 WIB

Tanamkan Wawasan Kebangsaan SMP Al Muslim Gelar LDKS

30 August 2024 - 23:22 WIB

Rayakan HUT RI ke 79, Seluruh Warga Sekolah KB-TK Al Muslim Adakan Berbagai Lomba

17 August 2024 - 08:34 WIB

Pemberdayaan Disabilitas Mental, Kampus UTM Sosialisasikan Edukasi Komunikasi Terapeutik

12 August 2024 - 08:33 WIB

Dua Siswa SMA Al Muslim Jadi Delegasi di Asian Youth International Model of United Nations Kuala Lumpur

9 August 2024 - 17:25 WIB

Sarjana Harus Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

28 July 2024 - 18:46 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA