Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 15 Apr 2018 10:12 WIB ·

Mengenang Sosok dan Karomah Ra Lilur, Waliyullah Yang Tak Peduli Dengan Kemegahan Duniawi


KH Kholilurrahman (Ra Lilur) Perbesar

KH Kholilurrahman (Ra Lilur)

KH Kholilurrahman (Ra Lilur)

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Sosok Ra Lilur akan selalu tersemat dalam sanubari setiap umat islam di Madura, khususnya warga Nahdliyin Kabupaten Bangkalan, umumnya Jawa Timur. Iya, karena semasa hidupnya, Waliyullah yang bernama asli KH Kholilurrahman yang merupakan cicit dari Syaikhona Mohammad Kholil bin Abdul Latif ini, selalu menjadi rujukan setiap umat muslim di Madura maupun Jawa Timur untuk meminta barokah agar mendapat limpahan kebaikan dalam hidup juga harapan terbaik di akhirat.

Kini, kiai yang terlihat nyentrik, aneh dan kadang tidak sesuai logika dalam bertindak itu telah wafat meninggalkan seluruh umat muslim di Nusantara ini. Meskipun demikian karomah beliau akan tetap terkenang sampai kapanpun.

Dimasa hidupnya, Ra Lilur dikenal sebagai kiai yang tidak peduli akan kemegahan duniawi. Dengan penampilannya yang bersahaja, beliau total kepada Allah melalui proses spritualnya yang kontroversial.

Diantara perilaku Ra Lilur yang dianggap paling nyeleneh adalah berendam di air laut siang malam. Hanya orang terpilih saja yang bisa melakukan hal semacam itu. Diakui bersama ia juga memiliki mukasafah (kemampuan menoropong masalah yang akan terjadi). Bahkan untuk melihat peristiwa yang akan terjadi di masa depan, Ra Lilur seolah bisa melihat di balik tirai saja.

Tak heran jika selama ini banyak orang yang antri untuk menemuinya mengharap mendapatkan karomah. Mulai dari petinggi negeri ini, pejabat, ulama hingga rakyat biasa berebut untuk hanya bisa berjabat tangan. Namun mereka yang datang ke rumah sederhananya tidak serta merta ditemui.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun berikut sekian diantara keistimewaan Ra Lilur. Yaitu membakar Pondok Pesantren, naik mobil tanpa bensin, menyiapkan hidangan makan secepat kilat, berendam di laut  serta memberi pil mencret untuk orang yang kehilangan sapi dan masih banyak perilaku lain yang kadang tidak masuk akal pikiran, namun akhirnya terbukti benar dikemudian hari.

Orang yang pernah menyaksikan langsung perilaku Ra Lilur selalu dibuat geleng-geleng kepala. Semisal, pada suatu ketika, Ra Lilur memanggil ajudan kepercayaanya, Husni Madani. Kepadanya Ra Lilur meminta untuk menemaninya jalan-jalan ke Surabaya. Tanpa basa basi, Huani langsung mengiyakan permintaan itu.

Setelah itu, Ra Lilur meminta Husni menyewa sebuah mobil berikut dengan sopirnya. Setelah rampung, keduanya berangkat ke Surabaya. Anehnya, ketika sang sopir hendak mengisi bensin, Ra Lilur malah melarangnya. “Sudah tak usah isi bensin” kata Ra Lilur ditirukan Husni

Karena mengetahui siapa Ra Lilur sebenarnya, sang sopirpun langsung tancap gas menyebrangi selat Madura dan melesat ke Surabaya. Di kota pahlawan seharian penuh kendaraan yang ditumpangi Ra Lilur melaju. Tapi uniknya, tak sedikitpun jarum penunjuk bensin turun.

“Sepanjang jalan saya mengawasi jarum penunjuk bensin. Tapi bensinnya tetap penuh. Saya jadi heran, lha wong bensin tidak diisi sama sekali, tapi tidak habis-habis,” cerita Husni dengan nada heran, Minggu (15/4/2018).

Uniknya lagi, ketiaka kembali ke Desa Banjar, Galis, Bangkalan dimana Ra Lilur tinggal, tangki bensin tetap tidak berubah alias full tang. “Kalau dipikir, bahan bakarnya itu siapa yang ngisi ya,” kata Husni dengan penuh tanda tanya.

Setalah itu kejadian serupa sering disaksikan oleh Husni. Semisal, pada saat Ra Lilur mengajak Husni keliling kota Bangkalan. Saat itu Ra Lilur menyewa mobil pick up. Sang sopir diminta untuk menuruti permintaanya. Seperti halnya kejadian sebelumnya, ketika sang sopir hendak mengisi bahan bakar, Ra lilur melarangnya. Lagi-lagi orang yang mengikuti perjalanan kiai kasaf ini terheran-heram, karena sejak berangkat sampai pulang bensinnya tetap pada posisi awal.

Kisah dari kiai kasaf ini tidak berhenti disitu. Ada yang lebih unik lagi. Cerita berawal ketika salah seorang kiai yang tidak bisa hadir pada undangan di resepsi anaknya Husni. Keesokan harinya, sang kiai datang kerumah Husni untuk meminta maaf karena tidak bisa hadir dalam pesta pernikahan anaknya.

Apa alasannya? Inilah yang ajaib. Ternyata kiai tersebut mengaku tidak bisa hadir karena kedatangan Ra Lilur kerumahnya. Padahal tiga ratus kiai yang diundang ke acara tersebut menyaksikan bahwa ra Lilur sedang pentas main drama. “Saya heran, lha wong pada malam itu bersama saya, tapi ada seorang kiai yang mengatakan Ra Lilur sedang bertamu kerumahnya,” ungkap Husni.

Kejadian serupa juga terjadi pada kerabat Husni yang ada di Jakarta. Itu terjadi saat haul KH Amin Imron. Pada acara tersebut, tiba-tiba Ra Lilur datang. Kontan saja tuan rumah heran melihat kehadiran kiai yang jarang muncul di depan publik itu.

Anehnya lagi, tiba-tiba Ra Lilur bertanya kepada tuan rumah soal foto dirinya yang dipajang di dalam kamar. “Mana foto saya yang dipajang di dalam kamar,” Husni kembali menirukan sergahan Ra Lilur kepada kerabatnya. Padahal sebelumnya Ra Lilur tidak pernah datang kerumah kerabat Husni itu. Yang membuat Husni sangat herah, karena ketika itu Ra Lilur dikabarkan ada di Jakarta mengahadiri acara haul serupa. Padahal sebenarnya kyai aneh itu ada di ndalemnya (sebutan rumah Ra Lilur) di Desa Banjar, Kecamatan galis. Berarti, lagi-lagi Ra Lilur berada didua tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Dikabarkan juga, Ra Lilur suka berendam di air laut. Tidak ada yang tahu apakah itu suatu bagian dari tirakat, atau memang digerakkan oleh tuhan. Yang pasti, kebiasaan Ra Lilur berendam di tengah laut ini tergolong tirakat tinggi, kenapa begitu? Siapa orang yang mampu kedinginan ditengah laut apalagi pada malam hari, belum lagi gangguan hewan laut. Karena itu, tirakat jenis ini hanya bisa dilakukan makhluk Allah yang memiliki kemampuan fisik dan jiwa yang luar biasa.

Cukup banyak orang yang menyaksikan Ra Lilur berendam ditengah laut. Bahkan suatu ketika pernah terjadi peristiwa menarik yang dialami oleh nelayan. Kala itu seorang nelayan asal Kecamatan Sepulu sontak kaget ketika mengangkat jaringnya yang terasa berat saat melaut. Ternyata setelah diangkat jaring itu tidak berisi ikan melainkan tubuh manusia. Yang lebih mengagetkan lagi ternyata tubuh itu adalah tubuh Ra Lilur yang sedang membujur. Kontan nelayan itu menceburkan kembali  tubuh Ra Lilur ke laut.

Menyaksikan peristiwa itu, si nelayan semakin percaya betapa Ra Lilur adalah waliyullah (kekasih Allah). Sejak peristiwa itu, hasil tangkapan nelayan tersebut lebih banyak dari pada nelayan lainnya. Ia pun yakin bahwa dirinya telah mendapat barakah Ra Lilur

Saat ini jasad Ra Lilur memang tak lagi menghiasi bumi Bangkalan. Namun, diyakini barakah Ra Lilur akan selalu menyelimuti bumi Bangkalan. Hal itu terlihat dari ribuan umat muslim dari pulau Madura yang terus bergantian berziarah ke makam Ra Lilur di Kompleks pemakaman Syaikhona Kholil, Martajesah, Bangkalan. (Atep/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Komitmen untuk Tidak Korupsi, Pejabat Pemkab Bangkalan Tanda Tangani Pakta Integritas

27 April 2024 - 07:22 WIB

Dipastikan Berangkat Juni Mendatang, Ini Pesan Kepala Kemenag untuk 557 CJH Sampang

26 April 2024 - 10:52 WIB

Hanya Butuh Tiga Detik, Spesialis Curanmor Asal Surabaya Ini Bisa Bikin Anda Menangis

26 April 2024 - 07:37 WIB

Jelang Pilkada, PKB Buka Pendaftaran Calon Bupati Bangkalan 2024

24 April 2024 - 17:32 WIB

Peringati HPN 2024, PWI Sidoarjo Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir

24 April 2024 - 17:24 WIB

Halalbihalal dengan Wartawan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gaungkan Peduli Lingkungan

23 April 2024 - 19:52 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA