BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Kepala SDN Gebang 01 Sri Mangestuti mengaku bersalah terkait masalah sumbangan yang ada di sekolahnya. Hal itu ia sampaikan ketika menemui para wali murid yang mendatangi sekolah tersebut dan menanyakan berbagai macam persoalan termasuk sumbangan.
Pada saat itu suasana ruangan pertemuan tampak tegang karena semua wali murid mengeluarkan semua keluh kesah dan unek-uneknya yang terjadi selama ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Iwan salah satu wali murid yang cucunya dikeluarkan oleh pihak sekolah SDN Gebang 01 karena hanya tidak menyetorkan akta lahir. Ia meminta supaya oknum guru yang mengeluarkan cucunya itu dikeluarkan dari sekolah tersebut. Iwan sempat mengeluarkan kata-kata kotor karena pihak sekolah terlalu sering melakukan tindakan yang dianggap merugikan masyarakat khusunya wali murid.
Unek-unek wali murid tidak hanya sekedar itu saja, banyak persoalan yang disampaikan seperti salah satu oknum guru yang diduga meminta sumbangan untuk membangun air mancur sekolah, membayar buku, anak yang tidak ikut les sekolah diancam tidak mendapatkan bocoran soal ujian, sampai permasalahan BOS serta ancaman tidak akan dinaikan kelas.
“Mulai dari kepala sekolah dan anak buahnya semuanya gagal terutama kepala sekolah,” kata Iwan menggebu-gebu.
Sementara pengakuan dan klarifikasi dari Sri Mangestuti yang meminta maaf dan mengaku salah karena teledor dalam mengawasi bawahannya. Terkait masalah keluarnya salah satu murid ia menjelaskan tidak mengetahui masalahitu. Ia berdalih sempat kaget mendengar pengakuan dari orang tua murid itu.
“saya tanyakan apakah mau pindah ke jawa, ternyata pindahnya hanya ke SDN sebelah pada saat itu saya kaget mendengar itu, alasannya apa karena anak saya keluar waktu UN, kenapa? Karena terlambat mengumpulkan akta, saya terkejut sekali pada waktu itu, pada saat itu sudah saya katakan bahwa pembuatan akte masih proses, setelah itu saya hubungi ibu gurunya ternyata tidak aktif,” jelasnya dihadapan puluhan wali murid itu.
Mengenai buku, Sri Mangestuti bercerita bahwa pada awalnya ia mendapat laporan dari salah satu wali murid yang mengatakan ada murid yang bermain di dalam kelas waktu sore hari diluar jam pelajaran. Mendapat laporan itu ia langsung bergegas mendatangi sekolah dengan salah satu guru, namun ternyata murid yang bermain itu kabur setelah melihat mobilnya. Kmudian setelah itu ia juga mendapat laporan dari penjaga sekolah yang mengatakan bahwa banyak kertas berserakan di halaman sekolah bekas lutusan mercon. Diduga kertas itu adalah buku pelajaran yang dipinjamkan oleh pihak sekolah ke murid.
“Lalu saya langsung melaporkan kepada Kepala Desa, dan menceritakan permasalahan itu, tidak lama kemudian beliau langsung meluncur, kalau tidak percaya silahkan tanyakan kepada pak Kadesnya langsung,” katanya. (Zan/Lim)