SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui Program Desa Berdaya melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jatim, memberikan reward kepada 151 desa mandiri di Jatim. Penghargaan itu berupa bantuan keuangan khusus masing-masing desa sebesar Rp100 juta.
“Bantuan ini reward dari ibu Gubernur Jatim, untuk pemulihan ekonomi masyarakat desa di tengah pandemi Covid-19,” kata Kepala DPMD Jatim, Mohammad Yasin, Rabu, 23 Juni 2021.
Yasin menegaskan, bahwa 151 desa tersebut adalah desa terpilih dari 332 desa kategori mandiri. Ini berdasarkan keputusan Dirjen PPMD Kemendesa Nomor 303 tahun 2020. “Kami harap bantuan keuangan itu dapat digunakan untuk pemulihan ekonomi masyarakat desa di tengah pandemi Covid-19,” ujarnya.
Reward tersebut menurut Yasin, adalah stimulan untuk dapat menampilkan kinerja kemandirian desa, khususnya dalam rangka menggerakkan kembali perekonomian desa di masa pandemi. “Tetap fokus penanganan Covid-19, tapi juga tetap bekerja menggerakkan perekonomian warga,” ujarnya.
Program Desa Berdaya terfokus pada empat kegiatan, pertama untuk menumbuhkan inovasi yang mampu menggerakkan perekonomian desa berbasis potensi dan sumberdaya secara kreatif dan berkelanjutan. Kedua untuk memunculkan ikon desa yang khas melalui economic branding berbasis inovasi.
Ketiga mengoptimalkan penggunaan dana desa untuk mendorong pertumbuhan ikon desa yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. “Terakhir adalah untuk menciptakan praktik keteladanan (good practices) sehingga menjadi sumber inspirasi,” ujar Yasin.
Seperti diketahui, Pandemi Covid-19 mengguncang perekonomian di Indonesia termasuk di Jatim. Pada triwulan II 2020, pertumbuhan ekonomi Jatim terkontraksi -5,9 persen, triwulan III menjadi -3,75 persen, dan triwulan IV meningkat menjadi -2,64 persen.
Sedangkan pada triwulan I 2021 pertumbuhan ekonomi Jatim menunjukkan tanda-tanda membaik menjadi -0,44 persen, lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar -0,74 persen. Selama Pandemi, banyak kegiatan sektor ekonomi yang terhenti saat Pandemi Covid-19. Dampaknya penurunan pendapatan sebagian besar masyarakat, bahkan kehilangan mata pencaharian.
Kegiatan orientasi tersebut menurut Yasin sebagai upaya untuk menambah wawasan dan menumbuhkan komitmen bersama pemerintah desa, Bumdesa serta pendamping Program Desa Berdaya dari unsur tenaga ahli pembangunan partisipatif dan pendamping desa, serta pendamping lokal desa. Selain itu juga untuk menyamakan persepsi bersama dalam pelaksanaan Program Desa Berdaya Tahun 2021. (Amal Insani)