Solusi Gus Ipul untuk Tekan Harga Bahan Baku Produk UMKM Agar Terjangkau

 

Calon Gubernur Saifullah Yusuf saat berdialog dengan pelaku usaha kerupuk di Surabaya, ( Foto : Istimewa/ Lingkarjatim)

SURABAYA, Lingkarjatim.com- Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyiapkan sebuah terobosan untuk menekan mahalnya harga bahan baku produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur.

Misalnya saja produk UMKM kerupuk yang menggunakan bahan baku tepung tapioka.

Satu di antara sentra pengerajin kerupuk di kawasan Desa Ketawang, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun mengeluhkan mahalnya harga tepung tapioka.

Tak tanggung-tanggung, harga tepung tapioka naik sekitar 150 persen dalam beberapa bulan terakhir.

Dari yang awalnya Rp 400 ribu tiap kwintal, kini meningkat menjadi satu juta rupiah untuk berat yang sama.

“Akibatnya, banyak pengerajin yang tutup. Sebab, harga bahan baku sudah tak terjangkau,” kata Misdi, satu di antara pengerajin di kawasan ini.

Padahal, pasar untuk kerupuk ini terbuka lebar. Tak kurang sekitar satu ton tiap pekan ludes terjual di sentra pengerajin ini.

Apalagi, para tengkulak datang langsung ke para pengerajin.

“Sehingga, kalau ada barang (kerupuk), pasti akan laku terjual,” kata Misdi pemilik brand Kerupuk Trasi ‘Jangkar Mas’ini.

Bagi pengerajin yang tetap beroperasi, mereka akhirnya rela memangkas keuntungan serta menaikkan harga kerupuk.

Dari yang awalnya perkantung seberat lima kilogram dihargai sebesar Rp36 ribu, kini naik menjadi Rp42 ribu.

“Kalau harga bahan baku tak bisa turun, kami kawatir akan semakin banyak kawan pengerajin yang tutup. Saat ini, tinggal 15 UMKM saja yang masih beroperasi,” kata Misdi yang telah beroperasi sejak 28 tahun yang lalu ini.

Menanggapi keluhan ini, Gus Ipul pun mendorong para pengerajin mendatangkan bahan baku dengan cara borongan. Bukan lagi belanja bahan baku secara mandiri, melainkan berkelompok.

“Mereka harus meninggalkan kebiasan belanja modal secara sendiri-sendiri. Sebaliknya, datangkan secara berkelompok,” kata Gus Ipul, Sabtu (2/6/2018).

Konsep kolektif tersebut bisa melalui koperasi yang didirikan khusus oleh para pengerajin.

“Bahkan, agar semakin meringankan, koperasi ini dibentuk khusus untuk mendatangkan bahan baku,” jelas mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.

Melalui koperasi juga, para pengerajin juga bisa memangkas panjangnya rantai distribusi yang sekaligus mengurangi harga pasaran.

“Bahkan, kalau belinya banyak, pengerajin bisa datang langsung ke pabriknya,” usul Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini.

Kedepan, pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan Gus Ipul tak hanya akan melakukan intervensi dengan harga yang terjangkau.

Pihaknya, juga berkomitmen untuk menyiapkan bantuan permodalan.

Hal itu terangkum dalam program Sentra UMKM dan Pemberdayaan Start-Up (Superstar).

Di dalam hal ini, pemerintah menjamin tersedianya kredit perbankan daerah untuk UMKM dengan bunga yang terjangkau.

Hal ini akan dioptimalisasi kinerja Bank Daerah dengan memanfaatkan koperasi sebagai agen ditingkat desa.

Kemudian, Menciptakan UMKM unggulan di tiap daerah yang terhubung dengan kemitraan dengan industri besar. (Has)

Leave a Comment