Pilkada Sampang Gagal, Massa Tuntut KPU dan Bawaslu Mundur

Aksi Demo depan Kantor KPU Sampang

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Massa aksi yang mengatasnamakan Aliansi Sapu Bersih Sampang (Arbhes), melakukan aksi unjuk rasa di kantor KPU Sampang, Senin (17/9/2018). Mereka mendesak komisioner KPU dan Bawaslu Sampang mundur.

Aksi dimulai dengan long march dari Monumen Sampang ke Kantor KPU Sampang di jalan Diponegoro. Peserta sambil berorasi dan membentangkan poster tuntutan terkait kegagalan KPU dan Bawaslu Sampang,  mengenai Pilkada tahap pertama yang dibatalkan MK terkait DPT yang tidak logis.

Tamsul salah satu koordinator aksi beberapa LSM di Kabupaten Sampang saat berorasi di depan kantor KPU Sampang mengatakan aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kinerja KPU dan Bawaslu Sampang yang gagal menyajikan Data Pemilih Tetap (DPT) berdasarkan putusan MK.

“Anggaran coklit dan Pemutahiran DPT menghabiskan Rp. 1,2 miliar, lalu hasilnya tidak logis dan tidak valid, kami sebagai warga Sampang pembayar pajak hasilnya Pilkada ulang, masyarakat sangat dirugikan dengan mengahambur-hamburkan anggaran,” jelasnya.

Lanjut Tamsul indikator amburadulnya DPT Pilkada Sampang, sebagai salah satu bukti tidak profesionalnya kerja KPU dan Bawaslu Sampang. Oleh sebab itu, komisioner KPU dan Bawaslu Sampang harus meminta maaf dan mundur sebelum dituntut mundur masyarakat.

Sementara Addy Imansyah komisioner KPU Sampang, divisi teknis dan perencanaan data
dihadapan pedemo mengucapkan terima kasih atas aspirasinya.

“Kami sangat memahami kekecewaan masyarakat atas pelaksanaan Pilkada kemarin,  dengan putusan MK yang menganggap DPT tidak logis dan tidak valid. Kekecewaan itu juga dialami kami, karena sejak awal kami sudah melakukan tahapan penyusunan DPT sudah sesuai juknis yang ada,” ujarnya.

“Kami meminta maaf pada masyarakat Sampang, oleh sebab itu untuk melakukan putuskan MK, kami akan lebih optimal untuk melakukan pencoklitan atau perbaikan DPT di Pilkada PSU,” tambahnya.

Aksi demo itu dijaga ketat aparat kepolisian. Massa sempat membakar keranda mayat sebagai simbol matinya penyelenggara Pilkada Sampang. Beruntung aparat langsung mematikan api yang membesar dan membuat macet pengguna jalan.

Massa membubarkan diri setelah komisioner menandatangani surat pernyataan sikap yang disodorkan para pengunjuk rasa. (Hol/Lim)

Leave a Comment