Pengamat : Pilgub Jatim Jadi Indikator di Pilpres 2019

Gambar ilustrasi Pilgub Jatim 2018

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Pilkada Jawa Timur diprediksi akan menjadi indikator nasional dari seluruh Parpol sekaligus dua Tokoh yang berpeluang besar akan bertarung kembali di Pilpres 2019, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Hal ini tercermin dari permintaan Ketua Nasdem kepada Cagub Jawa Timur Khofifah untuk memenangkan Joko Widodo jika terpilih.

Hal itu disampaikan oleh Ziyad Falahi pengamat Politik jebolan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan Universitas Indonesia (UI). Menurutnya, ajang kampanye Pilgub Jatim berpotensi menjadi konsolidasi bagi Partai pengusung Khofifah untuk sekaligus memenangkan Joko Widodo 2019.

Di sisi lain, Langkah PKB mengusung Saifullah Yusuf tidak lain mengambarkan uji coba bagi PKB sebagai Partai pemenang di Jawa Timur untuk menyusun kekuatan lokal dalam rangka mendorong Cak Imin yang dikabarkan akan dipasangkan sebagai wakil Joko Widodo.

“Pertanyaanya kemudian, siapa Tokoh yang bisa menjadi lawan setara sebagai Cagub/cawagub Jawa Timur dari kubu pengusung prabowo?,” tanyanya, Minggu (5/11/2017).

Ia mengaku juga kurang paham, karena DPD Gerindra Jatim justru memunculkan Muklas Sidik yang merupakan mantan Wakil KSAL dan Ketua Harian DPP Gerindra.

“Walaupun beliau tokoh nasional dan asli dari Jawa Timur, namun feature pilkada jatim berbeda jauh dengan Jakarta yang lebih liquid. Jika di jakarta mood voters bisa berubah drastis setelah melihat figur baru, di Jatim sulit terjadi,” jelasnya.

Disinilah kemudian lanjutnya, pengalaman sang calon berinteraksi dengan tokoh lokal dan warga jatim menjadi variabel penting. Terbukti nama khofifah muncul kembali walaupun dua kali kalah.

“Mengingat pentingnya tradisi tersebut, maka nama seperti La Nyalla M Mattaliti yang memiliki pengalaman berinteraksi dengan tokoh dan warga jatim secara logika lebih bisa diunggulkan daripada nama baru seperti Muklas Sidik,” tuturnya.

Lebih lanjut, nama la nyalla tidak hanya potensial bagi poros Prabowo, tetapi juga poros SBY yang sudah dua kali mengalahkan Khofifah di Jawa Timur. Ironi dan sangat disayangkan jika SBY memohon posisi wakil dari khofifah.

“Setelah AHY kalah telak di jakarta, tidak menutup kemungkinan poros SBY akan bersama poros Prabowo menjadi lawan kuat untuk menandingi Poros Mega-Muhaimin- Jokowi,” katanya.

“Kita lihat saja yang pasti SBY pasti sangat cerdas membaca tradisi pilgub jatim,” pungkasnya. (Red)

Leave a Comment