Acara yang digelar di Aula PCNU Banyuwangi itu diikuti oleh KPUD Banyuwangi, Forpimda seperti Kapolres, Dandim, dan Kajari Banyuwangi. Lembaga lain juga ikut hadir seperti ketua KPUD, Sentra Gakumdu, Ormas, Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan.
“Deklarasi ini juga diikuti tim pemenangan dari Cagub-Cawagub Jatim, baik dari Cagub-Cawagub nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Listianto Dardak serta dari tim nomor urut 2 Syaifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno,” kata Ketua Panwaslu Banyuwangi Hasyim Wahid.
Dalam sambutannya, Hasyim meminta dalam percaturan Pilgub Jatim 2018 tidak ada lagi politik uang dan politisasi SARA. “Catatan Bawaslu, terjadinya politik uang dan politik SARA sejak masa kampanye. Maka, untuk Pilgub Jatim tahun 2018 jangan ada politik uang dan politisasi SARA, terutama di Banyuwangi,” kata Hasyim.
Sementara Polres Banyuwangi diwakili Kabag Ren. Kompol Bagio mengkatakan hal senada dengan apa yang dikatakan Ketua Panwaslu Banyuwangi. “Jangan sampai tragedi 98-99 terjadi di Banyuwangi. Mari kita jaga Pilgub ini agar aman,” kata Bagio dihadapan puluhan orang.
Acara deklarasi ditutup dengan tanda tangan bersama. Penandatanganan kali pertama dilakukan Ketua Panwaslu Kabupaten Banyuwangi Hasyim Wahid. Selanjutnya diikuti oleh ketua KPUD, Samsul Arifin, perwakilan dari kepolisian, Kodim, Kejari, serta perwakilan dari masing-masing tim pemenangan pasangan Cagub-cawagub Jatim.
Tak hanya itu, penandatanganan juga dilakukan sejumlah ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah serta rganisasi kemahasiswaan seperti GMNI, PMII, HMI. (nur/lim)