Menjelang Pilkada Sumenep 2020, Ini Koalisi Ideal Menurut Pengamat Politik

Ilustrasi Pilkada

SUMENEP, Lingkarjatim.com – Menjelang pilkada Sumenep yang direncanakan tahun 2020 mendatang, sejumlah nama-nama mulai bermunculan di tengah masyarakat Sumenep. Nama-nama beken yang merupakan orang-orang lama di kanca perpolitikan Sumenep mulai diberbincangkan.

Lalu bagaimana dengan potensi koalisi ideal untuk calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep?. Pengamat Politik, Wildan Rosaili mengatakan, saat ini masyarakat Sumenep masih setia pada politik pertokohan. Artinya, masyarakat masih melihat figur dari calon itu sendiri.

“Sampai saat ini, di masyarakat kita, khususnya masyarakat Sumenep, figur calon itu masih menjadi sesuatu hal yang paling penting, seperti apa track record figur itu sendiri, dan dari kalangan apa figur itu sendiri,” kata Wildan, Selasa (18/6/2019).

Dosen FISIP Unija itu menyebut, Selama ini, sistem pemerintahan di Sumenep selalu dikendalikan oleh figur-figur dari kalangan pesantren. Terbukti, kata dia, selama empat periode terakhir, sosok Bupati Sumenep selalu berasal dari kalangan pesantren.

“Sejarah tidak bisa dipungkiri, kalangan kiai yang notabeni dari pesantren selalu menjadi pemenang. Misalkan, KH. Ramdhan Sirdj itu memimpin dua periode. Lalu dilanjutkan dengan kepemimpinan KH. Abuya Busyro Karim dua periode,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, potensi ideal untuk pasangan cabup dan cawabup, salah satunya berasal dari figur pesantren. “Saya kira sampai hari ini figur dari kalangan pesantren di Sumenep itu sampai hari ini masih kuat,” tambahnya.

Figur dari kalangan pesantren itu, idelanya salah satunya dikolaborasikan dengan sosok pengusaha. “Bupati dan wakil bupati yang masih menjabat saat ini juga dari sosok kiai dan pengusaha. Maka memang menjadi ideal jika pilkada mendatang dua sosok yang berasal dari kalangan pesantren dan pengusaha ini berkolaborasi. Entah kalangan pesantren yang menjadi Cabup dan dari kalangan pengusaha menjadi cawabupnya, maupun sebaliknya,” jelasnya.

Selain itu, dia juga mengatakan, koalisi ideal lainnya adalah kalangan pesantren dengan kalangan birokrat. Menurutnya, koalisi seperti ini juga berpotensi di Kabupaten Sumenep.

“Jangan lupa, periode pertama KH. Abuya Busyro Karim, beliau bersanding dengan Soengkono Sidik sebagai wakilnya, yang notabeni seorang birokrat. Ya meskipun pada pilkada terakhir pertarungan koalisi semacan ini masih kalah dengan koalisi Pesantren dan Pengusaha,” tegasnya.

Namun kata dia, yang terpenting dalam Pilkada Sumenep mendatang, adalah figur dari kalangan pesantren yang tidak bisa dihilangkan. “Catatannya itu, figur dari kalangan pesantren akan selalu mendominasi, karena sudah memiliki basis massa yang jelas,” tukasnya. (Lam/Lim)

Leave a Comment