Ini Profil Gus Yakin Cawabup Nganjuk

 

Gus Yakin

Lingkarjatim.com – NAMA lengkapnya Ainul Yakin. Teman-teman sesama aktivisnya jamak memanggilnya dengan sebutan Gus Yakin. Lahir di Jember, 3 Januari 1967. Pendidikan dasar sampai tingkat atas, diselesaikannya di Jember. Saat menempuh pendidikan atas, alumni MAN I Jember ini pernah menjadi santri di Ponpes Ashiddiqi Putra (Ashtra) yang diasuh oleh KH Ahmad Siddiq (Rois Aam PBNU 1984-1989). Pada tahun 1986, ia melanjutkan studi ke Surabaya di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel, tamat tahun 1991. Lalu, pada tahun 2000 lanjutkan studi S-2 di PSDM Pemerintahan Universitas Airlangga, Surabaya.

Suami dari Dra Farida Hanum (asal Gresik) ini bukan orang baru di dunia aktivis. Pengalaman organisasinya diawali menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah Surabaya IAIN Sunan Ampel (1989-1990). Sementara di organisasi ekstra kampus, berproses melalui wadah PMII mulai tingkat Rayon sampai menjadi Ketua Umum Koorcab PMII Jawa Timur (1994-1996).

Selama menjadi aktivis intra dan ekstra kampus, waktu banyak digunakan untuk melakukan sejumlah kritik sosial atas berbagai kebijakan yang banyak masyarakat, antara lain: Pada tahun 1991 pernah menjadi motor penggerak aksi mahasiswa perkreditan rakyat Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB), yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya. Peserta aksi dari IAIN Sunan Ampel merupakan jumlah terbesar yang terlibat dalam aksi tersebut. Mereka melakukan perjalanan panjang dari kampus IAIN Jl. A. Yani Surabaya menuju Gedung DPRD Jatim yang berjarak sekitar 15 km. Aksi ini oleh sekian banyak pengamat yang tergabung dalam acara Jatim pasca peristiwa MALARI.

Kritik-kritik “nakalnya” tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1994, saat ia menjadi Ketua Umum PKC PMII Jatim, diadakan aksi yang lain juga pernah dilakukan. Pertama, beberapa hari setelah dilantik menjadi Ketua Umum, PMII Jatim mengadakan tasyakuran atas terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden Konferensi Dunia tentang Agama dan Perdamaian (WCRP) sekaligus penghargaan oleh jumlah tokoh non NU atas kepemimpinan Gus Dur di forum internasional tentang agama dan perdamaian tersebut JP, 1994); Kedua, Pada tanggal 6 September 1995 ratusan aktivis PMII Jatim berunjuk rasa di DPRD Jatim atas kasus plesetan Surat Al-Fatehah oleh Harmoko (Ketua DPR / MPR RI kala itu) pada acara “Grebek Dalang” di Solo (Memo, 7/9/1995) . Ketiga, Pada 19 Maret 1996, aktivis PMII se-Jatim melancarkan protes atas pernyataan Kasad Jendral TNI R. Hartono: “Cerita setiap anggota ABRI adalah kader Golkar”. Pernyataan ini dinilai oleh PMII sebagai kemunduran, karena saat itu ABRI sudah mulai mereposisi dirinya sebagai pilar demokrasi yang sedang netral dan tut wuri handayani (JP / SP, 19/3/1996). Keempat, PMII Jatim yang dipimpin Gus Yakin melakukan demo terhadap keputusan pemerintah yang menganulir Ir. H. Sutjipto sebagai Ketua PDI Jatim yang terpilih di Musda PDI Jatim (JP / SP, 19/3/1996). Kelima, protes keras juga dilakukan PMII Jatim atas intervensi pemerintah Orde Baru terhadap pimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Ketua Umum PBNU. Tema yang diangkat pada aksi ini antara lain: (i) Kasus pencekalan Gus Dur di Lamongan oleh bos pada acara Haul di Ponpes Siman, Sekaran, Lamongan, 11 Juni 1995 (JP, 19/6/1995); (ii) Kasus pemakzulan Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar NU di Singaparna, Cipasung, Jabar oleh pemerintah, yang merestui berdirinya “NU TANDINGAN” di bawah pimpinan Abu Hasan (JP, 13/1/1996). Dan masih banyak lagi aksi dan protes yang ada saat ini PMII Jatim.

Setelah menyelesaikan tugas pengabdiannya di PMII Jatim, ayah dari tiga anak ini aktif di beberapa organisasi dan LSM, antara lain: (1) Wakil Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK-NU) Jatim (1992-2002); (2) Ketua Yayasan Bahari Indonesia (1997-1999); (3) Ketua DPD I Partai Umat Muslimin Indonesia (PUMI) Jawa Timur (1999-2001); (4) Wakil Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jatim (2006-2009); (5) Ketua Pusat Kajian Demokrasi, HAM dan Lingkungan Hidup (PUKAD-HALI) Jatim (2001-sekarang); (6) Ketua Dewan Pembina Angkatan Muda Thareqat Islam (AMTI) Jatim (2005-sekarang); (7) Wakil Ketua Seniman Indonesia Anti Narkoba (SIAN) Jatim (2009-sekarang); (8) Wakil Ketua IKA-PMII Jatim (2010-2015), dan (9) Wakil Ketua ISNU Jatim (2013-2018); (10) Ormas NasDem Jawa Timur Bidang Pemuda dan Kemahasiswaan (2010);

Pengalaman pekerjaannya, diawali dengan menjadi wartawan di Tabloid Warta NU, kemudian menjadi editor di sebuah penerbit di Surabaya dan menjadi wartawan pada Koran Kabinet terbitan Blora Center Jakarta (2005) yang kini berubah namanya menjadi Lumbung Informasi Rakyat (LirA). Selain itu cak Nico juga pernah menjadi staf pengajar di FKM Universitas Airlangga Surabaya (1997). Pada tahun 2008, ia mendirikan Tabloid Kerja (tersegmentasi perburuhan) sekaligus menjadi Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi di media ini. Untuk menyalurkan hobby menulisnya, pada tahun 2010 pria asal Puger, Jember ini terbentuk penerbit Insanpena Publishing / Pena Insani Publishing sebagai sutradara.

Karya-karya bukunya yang telah terbit antara lain: Pejuang Ulama, Ulama Pejuang, Biografi KH Sja’rani Tjokrosoedarso (2003), Meretas Kebuntuan Politik, Perjalanan Politik Dja’far Shodiq, Politisi NU Jawa Timur (2009); Mutiara Hikmah KH. Abdul Malik Baidhowi, Pendiri Ponpes Al-Ihsan, Jrengoan, Sampang (2010); SBY dan NU, Konstruksi Pemikiran dan Aksi (2010). Selain itu, ia juga menjadi editor dalam jumlah buku, yaitu: Peta Pemikiran Sosiologi (2000), Birokrasi dan Pembentukan Masyarakat Sipil (2001), Hayono Isman, Bangkit di Tengah Tuntutan Jaman (2004), Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa (2008); SBY-Boediono, Terbaik (2009), Golput dan Partisipasi Politik Masyarakat (2011), Integritas Polri, Profil Polri Dari Masa ke Masa dan Ekspektasi Masyarakat (2011); Syaikhona Kholil Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama (2012); dan SANG PEMIMPIN: 10 Tahun Kepemimpinan RKH Fuad Amin Imron di Bangkalan (2012). Buku yang sedang dalam proses finishing, antara lain: Bawean Jendela Dunia; Etika dan Budaya Berlalu Lintas Dalam Perspektif Islam, Fikih Lalu Lintas, dan lain-lain.

Pengabdian di NU, selain masih aktif di kepengurusan ISNU Jatim, ia acapkali sebagai pembicara dalam kegiatan diskusi dan seminar, antara lain: 1) Diskusi Ke-NU-an di Ponpes Diponggo, Bawean dalam kerangka Pelantikan IPNU / IPPNU Bawean (2010); 2) Buku Bedah: “Mutiara Hikmah KH. Abdul Malik, Jrengoan, Sampang “bersama sastrawan Madura, D. Zawawi Imron (2010); Seminar Pendidikan Dalam Acara Rakornas Alumni Ponpes Banyuanyar, Pamekasan, di Aula PCNU Jember (2012); Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Kantor Kemenag, Lamongan (2013); Seminar Nasional tentang “Mencari Solusi Konflik Berlatar Agama” di Ponpes Walisongo, Karangpenang, Sampang, bersama KH. Slamet Efendi Yusuf, Ketua PBNU (2013); Seminar Aswaja tentang “NU Ditengah Pergumulan Gerakan Islam di Indonesia” di Aula PCNU Lumajang bersama Tim Aswaja Center, Jember (2013); Panel Diskusi tentang “Demokrasi Yang Mensejahterakan” di STAI Al-Ma’arif, Magetan (2013); Dialog “Kepemudaan dan Kebangsaan” yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Zainul Hasan, Genggong, di PCNU Kraksaan, Probolinggo (2013); Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan oleh PC GP Ansor Lamongan, di Kantor MWC NU, Paciran, Lamongan (2013); Bedah Film “Sang Kiai” di Ponpes Delegan, Panceng, Gresik Dalam Rangka Pelantikan PC IPNU / IPPNU Gresik (2013), Dialog “Kebudayaan” di Universitas Islam Negeri (UIN), Malang (2014), dan beberapa kegiatan lain yang diselenggarakan oleh PMII se-Jatim, dan lain-lain. di Kantor MWC NU, Paciran, Lamongan (2013); Bedah Film “Sang Kiai” di Ponpes Delegan, Panceng, Gresik Dalam Rangka Pelantikan PC IPNU / IPPNU Gresik (2013), Dialog “Kebudayaan” di Universitas Islam Negeri (UIN), Malang (2014), dan beberapa kegiatan lain yang diselenggarakan oleh PMII se-Jatim, dan lain-lain. di Kantor MWC NU, Paciran, Lamongan (2013); Bedah Film “Sang Kiai” di Ponpes Delegan, Panceng, Gresik Dalam Rangka Pelantikan PC IPNU / IPPNU Gresik (2013), Dialog “Kebudayaan” di Universitas Islam Negeri (UIN), Malang/  (2014), dan beberapa kegiatan lain yang diselenggarakan oleh PMII se-Jatim, dan lain-lain. [pgp]

Leave a Comment