Istighfar dan Taubat

Faqih

Lingkarjatim.com – Sobat. Dunia ibarat ladang : tempat menabur benih, sedangkan akherat adalah tempat memetik hasilnya. Bila kebaikan yang kita tanam, maka kebaikanlah yang akan kita petik. Sebaliknya, jika keburukan yang kita tanam, maka keburukan pulalah yang akan kita dapatkan.

Sobat. Istighfar dan taubat adalah jalan keselamatan. Taubat adalah sumber kebahagiaan di dunia dan di akherat. Menunda taubat hingga maut menjemput atau matahari terbit dari barat adalah alamat sengsara di akherat. Berbahagialah bila masih diberikan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki kekurangan diri. Manfaatkan kesempatan dengan baik. Beramallah sebanyak-banyaknya sebelum pintu beramal ditutup. Allah SWT berfirman dalam QS al-Qashash (28 ) ayat 67 :
“ Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga Dia Termasuk orang-orang yang beruntung.” ( QS. 28 : 67 )

Sobat. Ketika turun QS Ali Imran ayat 133-136. Membuat Para iblis gusar sebab kalau ayat-ayat ini dipahami oleh manusia, maka membuat apa yang dilakukan iblis untuk menggoda manusia akan sia-sia sebab apabila manusia kembali sadar dan bertaubat dengan taubatan nasuha maka semuanya akan diampuni oleh Allah SWT. Imam Jakfar Ash-shodiq menjelaskan bahwa para Iblis kemudian berkumpul untuk membicarakan strategi apa yang harus dipakai oleh mereka untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Kemudian mereka merumuskan 3 strategi Iblis yang dipakai untuk menyesatkan manusia :
• Tazzinul ‘Amal; Amal atau ide yang buruk dikemas sedemikian rupa sehingga nampak pandangan manusia adalah baik dan mulia.
• Tuulul ‘amal : Strategi iblis agar manusia menjadi orang yang suka panjang angan-angan tetapi tidak bergerak untuk memantaskan diri meraih Impiannya.
• Tastwif Taubat : Strategi iblis agar manusia menjadi orang yang suka menuda-nunda taubat.

Maka kita harus mewaspadai tiga hal di atas dengan memahami dan mengamalkan sebagaimana yang disebutkan dalam QS Ali Imran ayat 133 – 136 :
“ dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. ( QS. 3 : 133-136)

Sobat. Pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat-ayat di atas :

1. Untuk meraih surga dan ampunan mesti ditempuh langkah dengan segera melakukan segala perintah syari’ah dan menjauhi segala yang dilarangnya. Jangan menunda untuk beramal baik apa pun.

2. Luas surga yang seluas langut dan bumi, berarti tidak bisa diukur oleh manusia. Manusia tidak bisa mengukur berapa luas langit dan bumi, seperti itulah luasnya surga.

3. Surga telah tersedia yang diperuntukkan bagi orang yang bertaqwa dan yang meraih ampunan dengan segera. Orang yang berpacu meraih surga antara lain meningkatkan taqwa, menginfakkan harta, memberi maaf kepada sesame.

4. Orang yang meraih surga memang bukan hanya yang tidak pernah berbuat dosa, tapi juga yang pernah melakukan kesalahan baik yang berakibat pada orang lain ataupun diri sendiri, tapi dengan segera bertaubat dan tanpa mengulangi lagi kesalahannya.

5. Tiada manusia yang bebas dari dosa dan kesalahan, maka janganlah berhenti dari taubat serta membina kesadaran, serta mema’lumi kesalahan orang lain dengan memaafkan.

6. Dosa terdiri atas berbagai macam ada yang termasuk fakhisyah ada pula yang termasuk zhalmun-Nafs. Jika ingin meraih maghfirah hendaklah menjauhi segala perbuatan dosa tersebut. Jika terlanjur melakukannya, segeralah bertaubat dengan (1) menyesali kekeliruan, (2) memohon ampun secepatnya, (3) menghentikan perbuatan yang salah, (4) mengganti kesalahan dengan berbagai kebaikan.

7. Allah SWT Maha pemberi maghfirah dan surga, maka untuk meraihnya mesti memenuhi syarat serta ketentuan yang berlaku. Penuhilah syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SAW dan Rasul-Nya, kalau ingin meraih surga dan maghfirah.

Sobat. Keberuntungan dan keselamatan adalah milik mereka yang mau insaf, istighfar, dan bertaubat. Sebesar apa pun dosa yang diperbuat, sedahsyat apa pun dampak yang ditimbulkan, selama ada kemauan untuk insaf dan bertaubat, ampunan Allah senantiasa terbuka lebar.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa !

( Spiritual Motivator – Dr. N.Faqih Syarif H, M.Si. Penulis buku Gizi spiritual dan Character Building. Majelis Kyai PP Al-Ihsan Baron Nganjuk. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Leave a Comment