Produksi Tembakau di Sumenep Menurun, Arif Firmanto Sebut Petani Sudah Mulai Cerdas

Kepala Dispertahortbun Sumenep, Arif Firmanto

SUMENEP, Lingkarjatim.com — Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Arif Firmanto mengatakan tahun 2020 ini produksi tembakau di kabupaten berlambang kuda terbang menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini dibuktikan dengan luas lahan pertanian yang saat ini ditanami tembakau. Tahun 2020 ini, lahan yang ditanami tembakau di Sumenep sekitar 8.595 hektar, sedangkan tahun sebelumnya ada 14.337 hektar.

Artinya, saat ini produksi tembakau di kabupaten paling ujung timur Pulau Madura sekitar 5 ribu ton. Tahun sebelumnya, produksi tembakau di Kabupaten Sumenep sekitar 8.602 ton.

Dengan demikian, Arif mengatakan petani di Sumenep semakin cerdas dalam melakukan perhitungan kondisi yang ada. Petani dinilai sudah dapat memilih tanaman alternatif yang juga menguntungkan selain tembakau.

“Petani semakin cerdas untuk menghitung bagaimana tanaman yang bisa menguntungkan, memilih tanaman alternatif selain tembakau, dan juga melihat kondisi. Buktinya dengan penurunan ini,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya memang menghimbau petani untuk memilih tanaman alternatif yang tak kalah menguntungkan selain tembakau. Sangat disayangkan, dengan kualitas tembakau Sumenep yang bagus, jika nantinya akan terbengkalai dan tidak terjual karena over produksi.

“Kita tidak mau melarang, tapi hal ini agar nantinya tidak terjadi over produksi, kemudian harganya agar tidak terlalu anjlok. Pemerintah kan tugasnya menjaga produktifitas, keseimbangan, itu yang harus dijaga,” tambahnya.

Sedangkan bagi petani yang menanam tembakau tahun ini, setidaknya ada 3 gudang yang siap menampung hasil jerih payah mereka. Diantaranya Gudang Garam dengan kuota serapan 1,5 ribu ton se Sumenep, Djarum 9 ribu ton se Madura, dan Wismilak dengan kuota serapan 20 ton.

Untuk Gudang Garam, kata Arif sudah ada kepastian untuk membuka gudang pada tanggal 28 Agustus 2020 mendatang. Sedangkan untuk Djarum dan Wismilak, diperkirakan akan buka bulan September mendatang.

Khusus untuk Djarum, kata Arif pihaknya memiliki kemitraan khusus. Ada kuota khusus yang disediakan untuk petani Sumenep sekitar 500 ton diluar kuota uang ada. “Dengan Djarum kami punya kemitraan antara 350 dengan 500 ton. Di luar yang 9 ribu ton,” tukasnya.

“Kita harapkan cuaca baik hingga akhir panen, sehingga kualitas tembakau di Sumenep ini akhirnya nanti juga baik,” sambungnya. (Abdus Salam).

Leave a Comment