Video Jamaah Lantunkan Mars Syubbanul Wathon Saat Sa’i Viral, Ini Kata PCNU Bangkalan

https://youtu.be/Cy52PvKv7Bk

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Akhir-akhir ini beredar video jamaah melantunkan Mars syubbanul wathon ketika melaksankan ibadah sa’i. Video itu menjadi viral karena menimbulkan kontroversi di dunia maya. Ada yang beranggapan itu tidak boleh dan ada juga yang beranggapan itu boleh dilakukan.

Bahkan ada yang menganggap hal tersebut kurang pantas karrna tidak lumrah dilakukan selama ini.

Untuk itu Ketua Tanfidziyah PCNU Bangkalan KH Makki Nasir ikut menanggapi viralnya video tersebut. Menurut pria yang akrab disapa Ra Nasir itu Pada dasarnya boleh hukumnya melantunkan Mars syubbanul wathon ketika sa’i, banyak dalil dari kitab-kitab yang memperbolehkannya.

“Diantaranya dalam kitab ‘Akhbaru-Makkkah’ Lil-Azroqy, bahwa pernah ada yang melantunkan syair ketika ber-sa’i,
hampir mirip dengan syair yahlal wathon,” ujar Ra Makki, Selasa (27/2/2018).

Namun, kata Ra Makki tidak semua hal yang Mubah (boleh) itu elok dilakukan jika rentan menimbulkan polemik di masyarakat. Jika terlanjur menjadi perdebatan maka Ra Makki meminta agar saling menghargai pendapat orang lain.

“Perdebatan haruslah yang ilmiah. Yang demikian ini perlu berkembang. Perbedaan pendapat akan peristiwa hal tersebut adalah hal yang baik untuk menambah wawasan dengan tanpa mengesampingkan etika dalam menyikapinya. Jangan berlebihan dalam menanggapi hal tersebut, baik yang pro maupun yang kontra,” imbuhnya.

Dan seharusnya lanjut Ra Makki, bagi orang yang melaksanakan ibadah haji untuk tidak berbicara dengan perkataan yang tidak ada manfaatnya (terutama yang tidak ada manfaatnya dalam ibadah haji).

Apakah boleh bernyanyi dan bermunsyid (ber syair) dalam pelaksanaan ibadah haji? Ra Makki menjawab dalam Kitab ‘syarah al-yaqut al-nafiis’ halaman 337 dijelaskan boleh bersyair asal bukan sesuatu yang di haramkan.

“Dan sungguh Al Imam Bukhori meriwayatkan sebuah hadist di dalam bab Adab dari Rosululloh beliau bersabda: Syair itu ibarat nya seperti sebuah perkataan, maka perbaikilah dalam bersyair, seperti memperbagus ucapan, dan syair yang buruk itu seperti perkataan yang buruk,” jelas Ra Makki. (Lim)

 

Leave a Comment