BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Namanya Moh Syarif. Pria kelahiran Kabupaten Sampang itu sukses menempati pucuk pimpinan tertinggi di satu-satunya universitas negeri di Madura, Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Anak pertama dari empat bersaudara itu sebelumnya telah menjabat sebagai Rektor UTM satu periode. Kini setelah masa jabatannya hampir habis ia terpilih kembali memimpin UTM empat tahun kedepan.
Moh Syarif menyingkirkan dua pesaingnya dalam pemilihan rektor UTM yang digelar pada Selasa (11/12/2018) pagi.
Usai pemilihan rektor yang digelar tertutup itu, Moh Syarif menceritakan kiat-kiat hingga dia bisa sukses menjadi orang nomor satu di UTM.
“Kiatnya sebenarnya sederhana yaitu komitmen harus dibangun dan jadi orang jujur,” ujarnya kepada lingkarjatim.com diruang kerjanya.
Selain itu kata Syarif apapun yang dilakukan harus bisa bermanfaat bagi semuanya. “Terkait komitmen ini masalah integritas sosial antara kita dengan lingkungan dan masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Kemudian terkait masalah kejujuran Syarif menjelaskan hal apapun harus dimulai dengan kejujuran. “Saya kira itu merupakan salah satu dari kecerdasan spritual,” tuturnya.
Setelah itu lanjutnya, baru memberikan manfaat kepada orang lain. Baik itu lingkungan sekitar atau masyarakat secara luas. “Sekecil apapun manfaat itu,” jelasnya.
Faktor lain yang menjadi pendukung adalah sejak kecil ia dididik oleh orang tuanya dengan tata cara didikan asli Madura.
“Pagi sekolah, siang sampai sore madrasah, malam ngaji ke langgar habis itu disuruh belajar. Begitu setiap hari,” cerita ayah dua anak itu.
Gaya didikan tegas semacam itulah yang dirasakan manfaatnya oleh Syarif saat ini. Ia ditempa untuk menjadi manusia mandiri yang tidak selalu bergantung ke orang tua.
“Juga lebih tanggung jawab dan lebih kuat dalam menjalani hidup,” ucapnya.
Hidup mandiri terus ia lakukan sampai ia menempuh pendidikan strata 1 di Kabupaten Jember. Saat masa kuliah itu Syarif berjualan produk-produk Madura untuk menambah uang kebutuhan sehari-hari.
“Jadi saya kulakan apa saja misalnya celurit kemudian saya bawa ke Jember dan saya jual,” katanya.
Ia merasa bersyukur karena pemilihan rektor UTM kali ini berjalan lancar, aman dan tidak ada kendala apapun.
“Semua menerima hasilnya termasuk para calon. Alhamdulillah dari kementerian juga menerima hasil pemilihan tadi,” jelasnya.
Setelah ini ia akan melanjutkan kembali tugas-tugas yang belum ia selesaikan selama menjabat Rektor UTM.
“Doakan saja semoga UTM tambah maju, jaya dan bermanfaat bagi semua termasuk bagi para lulusan UTM,” pungkas pria yang memulai karirnya pada tahun 1988 itu. (Lim)