BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Muhammad Syaiful Toriq (25) anak TKI yang di eksekusi di Arab Saudi mulai kemarin ramai dikunjungi para tokoh Jawa Timur. Salah satu Paslon Bupati-Wakil Bupati dan Gubernur-Wakil Gubernur ikut berkunjung.
Toriq dilanda musibah sebab ayahnya Muhammad Zaini Misrin di eksekusi hukum pancung di Arab Saudi lantaran dituduh membunuh majikannya.
Kedatangan Paslon itu mendapat perhatian dari pengamat politik Surokim Abdussalam. Katanya saat ini adalah momentum pilkada, jadi rasa empati terhadap penderitaan warga atau kesusahan warga itu bisa menaikkan elektabilitas calon dalam Pilkada.
“Saya pikir semua calon pasti ingin dekat dengan pemilih dan kunjungan politik seperti itu sah-sah saja dalam konteks pilkada karena pada dasarnya semua paslon ingin meraih simpati dan kedekatan dengan pemilih,” kata pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura itu.
Berdasarkan hasil survei sejauh ini pemilih menghendaki pemimpin dengan kepedulian terhadap nasib rakyat masih dalam urutan teratas.
“Ya jika dipandang dari sisi itu boleh-boleh saja namaya juga politik sebagai komoditas. Makanya penting bagi para calon juga elegan agar tidak terkesan ramah dimulut semata, tetapi lebih prinsipil bisa menawarkan solusi agar perlindungan terhadap TKI asal madura semakin mapan dan profesional,” jelasnya.
Selain itu, pria asli Lamongan itu mengatakan gerakan Paslon dalam momentum pilkada memang selalu berpotensi untuk dicurigai, yang perlu diperhatikan dan pahami adalah substansi untuk paham persoalan dan memiliki solusi kongkrit.
“Ya sangat penting bagi pemimpin agar tidak terkesan sekedar lips service tadi itu,” ujarnya.
“Rasa empati atas penderitaan warga agar tidak artifisial ya harus diikuti dengan ketulusan, kejujuran dan juga kesungguhan untuk memperjuangkan nasib warga itu jauh lebih baik untuk dilakukan agar tidak dicibir negatif hanya untuk kepentingan suara Pilkada,” ungkap Dekan Fisib itu.
Saat ini tipe pemilih masyarakat juga bisa dikatakan lemah lembut, sehingga hal-hal yang bisa mendatangkan rasa empati masyarakat bisa juga jadi sarana meraih suara dukungan.
“Ya pemilih kita kalau disentuh rasa dan otak yang mengendalikan perasaan manusia biasanya mudah luluh,” tuturnya. (Zan/Lim)