Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 17 Feb 2018 10:53 WIB ·

Pilkada 2018, Money Politics di Taksir Tetap Tinggi


Pilkada 2018, Money Politics di Taksir Tetap Tinggi Perbesar

Pengamat politik Surokim Abdus Salam

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Tahun 2018 merupakan momentum tahun politik, dimana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan digelar secara serenta diseluruh wiliyah di Indonesia.

Untuk itu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah melakukan suatu gerakan untuk mencegah terjadinya praktek politik uang oleh oknum dari salah satu tim Pasangan Calon dengan menggelar deklarasi tolak politik uang secara seretak.

Karena berdasarkan analisa pengamat politik di Bangkalan, Surokim Abdussala money politics itu ibarat morfin nikmat sesaat yang bisa membuat seseorang menjadi ketergantungan, dan itu tidak baik untuk bangunan peradaban politik masa depan.

“Prediksi saya money politics akan tetap tinggi dalam pilkada ini apalagi pilkada di Bangkalan berbarengan dengan Pilkada Provinsi, karena bareng dengan pilgub maka bisa jadi uang yang beredar juga akan besar,” katanya, Sabtu (17/02/2018).

Menanggapi deklarasi tolak politik uang yang dilakukan Bawaslu, Surokim mengungkapkan bahwa sebagai gerakan moral itu patut diapresiasi, tetapi jangan sampai itu hanya dimulut saja dan formalitas semata. Menurutnya Bawaslu perlu membentuk satuan tugas anti money politics termasuk di daerah.

Sejauh ini kata dosen Universitas Trunojoyo Madura itu, money politics paling besar akan terjadi pada hari-hari menjelang hari H pencoblosan dan itu perlu strategi khusus dalam mengatasinya.

“Deklarasi itu start baik untuk melawan money politics tetapi harus diikuti dengan task force money politics untuk preventif dan membatasi gerak vote buyers (pembeli pemilih). Deklarasi kan hanya gerakan moral ditingkat elit paslon, sesungguhnya yang dibutuhkan adalah aksi riil dilevel timses,” jelasnya.

Dilevel bawah para oknum itu selalu punya strategi yang terkini. Yang membuat money politics sulit diberantas karena operator vote buyers biasanya juga berpengalaman, cerdas dan paham daerah operasinya.

Menurutnya Pilkada akan tetap tinggi money politics karena pemilih tidak memiliki kepentingan langsung dengan siapa yang akan jadi. Prediksinya cenderung masih akan memilih uang sebagai imbalan langsung khususnya yang berada di pedesaan.

“Godaan yang paling tinggi dalam Pilkada ya money politics, dan itu sulit dieleminasi karena vote buyers zaman now juga semakin profesional,” ujarnya. (Zan/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jelang Pilkada, PKB Buka Pendaftaran Calon Bupati Bangkalan 2024

24 April 2024 - 17:32 WIB

Peringati HPN 2024, PWI Sidoarjo Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir

24 April 2024 - 17:24 WIB

Halalbihalal dengan Wartawan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gaungkan Peduli Lingkungan

23 April 2024 - 19:52 WIB

Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bupati Malang RK Akhirnya Bebas Bersyarat

23 April 2024 - 16:37 WIB

Pelantikan ASN Sidoarjo Cacat Prosedur, Sekda : Saya Mohon Maaf

23 April 2024 - 16:15 WIB

Tabrak Mobil Tronton, Suami Istri Pengendara Honda Vario Meninggal Dunia

23 April 2024 - 15:42 WIB

Trending di HUKUM & KRIMINAL