Pasca Pandemi Covid-19, Berikut Tantangan Dan Proyeksi Sosial Ekonomi Sampang Dari Empat Indikator

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang memiliki setumpuk pekerjaan rumah pasca pandemi virus corona atau covid-19, terutama tantangan perbaikan sektor perekonomian pasca penanganan pandemi saat ini.

Selain itu, pada tahun selanjutnya, tantangan terbesar lainnya adalah pemulihan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat sebagai dampak dari pandemi tersebut. Hasil proyeksi dengan berbagai skenario yang digunakan, prospek perekonomian Kabupaten Sampang pasca pandemi menunjukkan proyeksi kondisi sosial ekonomi yang mengalami perbaikan pada tahun 2021 dan 2022.

“Ada empat indikator utama yang kami proyeksikan dalam pengembalian kondisi sosial ekonomi itu, yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat pengangguran terbuka, dan tingkat kemiskinan,” kata Sekdakab Sampang Yuliadi Setiawan dalam acara Halal Bihalal Keluarga Madura.

Dari empat indikator tersebut, dijelaskannya. Pertama hasil proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang tahun 2020 akan terjadi perlambatan hingga hanya mencapai 3,57 persen dengan skema moderat, meskipun dalam catatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditargetkan 5,16 persen. Kedua, dampak covid-19 terhadap inflasi tahun 2020 yaitu mengalami penurunan dengan skenario pesimis yaitu sebesar 1,46 persen, sedangkan target RPJMD 3 sampai 5 persen.

“Penurunan ini mengindikasikan kondisi daya beli masyarakat yang menurun sebagai dampak luas covid-19,” tambahnya.

“Sedangkan pada tahun 2021, tingkat inflasi diproyeksikan mengalami perbaikan dan berada pada tingkat stabil 3 sampai 4 persen,” timpalnya mewakili Bupati Sampang H. Slamet Junaidi.

Indikator ketiga yakni Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dimana pada tahun 2020 TPT diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 3,56 persen dengan skenario moderat, artinya lebih tinggi dari target di RPJMD 2,33 persen. Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang di tandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun 2021, TPT diproyeksikan akan mengalami penurunan hingga 3,08 persen.

Sedangkan indikator terakhir yakni tingkat kemiskinan diprediksi mengalami peningkatan sebagai dampak pandemik covid-19 yaitu sebesar 21,10 persen dengan skenario moderat, sedangkan target RPJMD 18,64 persen. Pada tahun 2021, dengan menurunnya eskalasi pandemic, tingkat kemiskinan diproyeksikan mengalami penurunan hingga sebesar 20,25 persen dengan skenario moderat.

“Namun jika digunakan skenario optimis, maka tingkat kemiskinan pada tahun 2021 menjadi sebesar 19,03 persen,” tandasnya. (Abdul Wahed)

Leave a Comment