Meski Telah Tiada, Ra Lilur Tetap Ada di Hati Masyarakat Bangkalan

KH Kholilurrahman (Ra Lilur)

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – KH Kholilurahman atau yang akrab disipa Ra Lilur dikenal sebagai ulama yang sederhana dan kharismatik. Semasa hidupnya ia seakan-akan tidak pernah memikirkan urusan duniawi.

Banyak kesaksian yang mengatakan semasa hidupnya Ra Lilur diberikan keistimewaan oleh Allah SWT. Oleh karena itu cicit Syaichona Kholil itu menjadi panutan masyarakat khususnya di Bangkalan.

Kini ulama nyentrik itu telah kembali menghadap sang pencipta. Ra Lilur menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (9/4/2018) malam di Desa Banjar, Galis, Bangkalan.

Meski telah tiada di dunia ini, dengan keistimewaan yang dimiliki semasa hidup, Ra Lilur tetap berada di hati masyarakat Bangkalan. Sosok yang dikenal sebagai paku madura itu akan selalu dikenang sampai kapanpun.

Banyak masyarakat terutama dari trah Bani Kholil yang merasa kehilangan atas meninggalnya Ra Lilur. Salah satu yang paling merasa kehilangan adalah pengasuh Ponpes Syaichona Cholil, Demangan, Bangkalan yaitu KH Nasih Aschal.

Menurut pria yang akrab disapa Ra Nasih itu sosok Ra Lilur dengan kewalian yang ia miliki dapat mengingatkan orang untuk selalu takut kepada Allah SWT.

“Kesederhanaan beliau menjadi tauladan yang baik sepanjang masa,” ungkapnya, Jumat (13/4/2018).

Kata Ra Nasih, Ra Lilur adalah figur yang kesufiannya ibarat lautan yang dapat dinikmati semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.

“Beliau figur yang ta’wilnya bisa diterima siapapun dalam mengartikan kehidupan,” ujarnya.

Oleh sebab itu ia merasa kehilangan sekaligus berat ketika melihat kebingungan masyarakat atas meninggalnya Ra Lilur. Ia berharap hikmah dibalik meninggalnya Ra Lilur akan muncul figur-figur baru seperti Ra Lilur.

“Insyaallah semoga selalu terpatri didalam hati nilai-nilai penting yang diajarkan beliau,” pungkasnya.

Rasa kehilangan juga dirasakan oleh Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir. Ia menyebut Ra Lilur adalah waliyullah yang isyaratnya sangat ditunggu dalam berbagai persoalan kehidupan

“Baik itu persoalan di masyarakat maupun negara,” ujarnya.

Menurut Ra Makki masyarakat Bangkalan sangat merasa kehilangan ataa meninggalnya Ra Lilur.

“Kami masyarakat Bangkalan merasa kehilangan sosok panutan umat, sang waliyullah Madura,” pungkasnya. (Lim)

Leave a Comment