Khawatir Kejari Masuk Angin, Aktivis Mahasiswa Akan Kawal Terus Kasus Kambing Etawa

Kambing Etawa

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Kasus dugaan penyelewengan pengadaan kambing etawa di Bangkalan terus mendapat perhatian berbagai kalangan, salah satunya aktivis mahasiswa.

Salah satu aktivis mahasiswa Baijuri Alwi akan terus mengawal kasus tersebut sampai tuntas. Tak hanya itu ia juga berencana akan melakukan aksi.

“Kita mahasiswa akan mengontrol semua kebijakan yang ada di Bangkalan,” jelas Baijuri Alwi, Jumat (16/3/2018).

Menurutnya meski saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh Kejari, jika tidak dikawal maka khawatir Kejari tidak akan serius.

“Takut masuk angin, makanya kita akan selalu menjaga gerak geriknya, dan kita mendukung pengusutan itu,” ujarnya.

Pengadaan kambing etawa di semua desa yang ada di Bangkalan itu bersumber dari Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) serta APBD.

Setiap desa mendapat anggaran sebesar Rp 34.500.000, dengan rincian Rp 13.700.000 untuk membeli empat ekor kambing etawa betina dan Rp 10.000.000 untuk membeli satu ekor kambing etawa jantan.

Selain itu juga dianggarkan juga untuk pembuatan kandang kambing dan untuk biaya transportasi pendistribusian kambing sebesar Rp 800.000.

Di Bangkalan ada 273 desa yang tersebar di 18 kecamatan. Jadi total keseluruhan anggaran pembelian kambing etawa betina dan jantan mencapai Rp 6.470.100.000, ditambah biaya pembuatan kandang kambing etawa Rp 2.730.000.000.

Sedangkan untum biaya transportasi pendistribusian kambing etawa saja mencapai Rp 214.400.000.

Dengan demikian anggaran keseluruhan pengadaan kambing etawa mencapai Rp 9.148.500.000.

Sebelumnya pihak Kejari Bangkalan sudah melakukan pemeriksaan kepada pihak Kepala Desa dan Ketua sekaligus Bendahara BUMDes di beberapa desa.

“Kami hanya menggali program kambing etawa,” kata Kepala Kejari Bangkalan Riono Budi Santoso kemarin. (Zan/Lim)

Leave a Comment