Kemegahan UTM, Sarang Begal dan Keterlibatan Oknum Anggota PT Marina Sri Harta

Gedung Rektorat UTM berlantai 10

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Menjadi perguruan tinggi terbesar di Pulau Madura membuat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) diminati oleh puluhan ribu mahasiswa se Indonesia.

Meski berada di daerah pinggiran Kabupaten Bangkalan tepatnya di Desa Telang, Kecamatan Kamal, UTM semakin tahun semakin berkembang. Tiap kali tahun ajaran baru ribuan mahasiswa menjadi penghuni baru UTM.

Tak pernah sepi pendaftar, setiap tahun mahasiswa yang menuntut ilmu di UTM semakin bertambah. Hal itu menuntut UTM untuk terus melakukan pembangunan. Lima tahun terakhir pembangunan di UTM sangat pesat.

Saat ini gedung-gedung megah berjejeran di komplek kampus UTM. Bahkan gedung pencakar langit berlantai 10 berdiri megah menjadi tempat para pimpinan UTM menahkodai kampus tercintanya.

Sayangnya kemegahan kampus UTM tersebut harus ternodai dengan seringnya kejadian tindak pidana kriminal di sekitar kampus. Bahkan tak jarang didalam kampus pun aksi kriminal terjadi.

Kejadian demi kejadian aksi tindak pidana kriminal terjadi. Mahasiswa yang notabene banyak dari luar daerah Bangkalan menjadi sasaran empuk pelaku kriminal.

Sebut saja jalan ketimur kampus UTM menjadi neraka bagi mahasiswa yang melewati tatkala kondisi jalan sepi. Sebaliknya, jarangnya pemukiman warga menjadi anugerah bagi para begal.

Bukan orang jauh, komplotan begal yang sering beraksi di jalan ketimur kampus UTM adalah orang sekitar kampus sendiri. Meski rata-rata masih berumur belia pelaku begal tak segan-segan bertindak sadis melukai korbannya.

Banyak yang beranggapan rendahnya tingkat pendidikan menjadi faktor penyebab banyaknya pemuda yang terjun ke dunia begal. Keberadaan UTM belum mampu mendongkrak rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sekitar kampus.

Tak ayal jika ada sebagian masyarakat yang menganggap UTM dan sekitarnya menjadi sarang komplotan begal. Bukan tanpa alasan, beberapa kejadian kriminal bahkan melibatkan orang dalam termasuk anggota keamanan.

PT Marina Sri Harta yang sudah bertahun-tahun memegang keamanan UTM seolah belum mampu menjamin 100% untuk menghilangkan tindak pidana kriminal di UTM.

Parahnya lagi, oknum anggota keamanan dari PT Marina Sri Harta acap kali terlibat dalam tindak pidana kriminal baik yang terjadi didalam kampus ataupun diluar kampus.

Rentetan Kejadian Tindak Pidana di UTM dan Sekitarnya

Sejak tahun 2017, sejumlah kejadian tindak pidana kriminal terjadi di sekitar kampus UTM terutama kasus pembegalan pada mahasiswa UTM.

Hari Rabu (10/5/2017)  mahasiswi UTM menjadi korban pembegalan. Dalam kejadian tersebut, sepeda Motor dan barang berharga lainnya raib dibawa begal.

Hal itu disampaikan oleh Ketua PAC GP Ansor Kamal Samsul Arifin yang menghimbau kepada seluruh Mahasiswa/i UTM untuk lebih hati-hati jangan sendrian lewat Jalan Timur Kampus, hal ini dimaksudkan untuk keamanan dan kenyamanan bersama.

“Penting diketahui, siang ini pembegalan kembali terjadi pada jam 11.02 kira-kira 1 kilo Meter dari Kampus UTM, korbannya adalah Mahasiswa PBSI UTM asal Surabaya. Sepeda Motor Honda Xeon dan barang berharga lainnya raib dibawa kabur pelaku,” katanya.

Arifin menambabahkan, Pihaknya berharap atas semua masyarakat supaya berhati hati. “Himbauan ini kami sampaikan, semata-mata untuk menjaga keamanan dan ketertiban di kamal, UTM pada Khususnya,” ujarnya.

Sementara itu, AKBP Anissrullah M Ridha yang saat itu menjabat Kapolres Bangkalan langsung merespon kejadian tersebut. “Terima kasih infonya kami akan langsung menindak lanjuti,” katanya.

6 bulan kemudian mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura kembali menjadi korban perampasan motor. Hal itu dialami oleh Ahmad Nur Adam Akbar, Mahasiswa asal Kediri yang rencananya mau ke Surabaya dan diancam oleh orang tak dikenal.

“Rencananya saya mau ke Surabaya sama teman saya, sampai di Jukong, tiba-tiba ada orang tidak dikenal di sebelah kanan saya serta mengancam pakai celurit,” ucapnya.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Jukong dengan jarak sekitar 2 KM dari kampus ke arah timur dan sudah mendekati pertigaan Suramadu. Sabtu (18/11/17) sekitar pukul 17.00. WIB.

Adam menceritakan bahwa pembegalan terjadi di waktu sore menjelang malam saat orang sedang melaksanakan sholat magrib, ia juga mengatakan bahwa sepeda motornya berjenis Honda Vario dengan nomor polisi AG 2877 BR berwarna hitam. “Kejadian magrib, tadi setelah kebegal banyak orang keluar,” imbuhnya.

Sudah berusaha menghindar, ternyata Adam tak mampu melawan jumlah pelaku yang lebih banyak Sebab pelaku mengendarai dua sepeda motor dan mengepung dirinya.

Akhirnya korban menyerah demi menyelamatkan nyawanya, menurutnya ia sudah mencoba menghindar melewati sawah, karena ada lubang akhirnya saya jatuh.

“Disitulah saya terjatuh, pada saat mau melindungi sepeda motor, saya kembali diancam dengan celurit, akhirnya saya menyerah,” keluhnya.

Adam masih enggan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian, sebab dirinya masih mau menempuh jalur lain yang bisa cepat prosesnya. “Saya sengaja tidak melapor polisi dan berusaha mencari pakai jalur lain,” ungkapnya.

Pada tahun 2018, lagi-lagi mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjadi korban keganasan para begal.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswi yang diketahui bernama Indri, Fakultas Pertanian, UTM di begal di jalan timurnya UTM, Minggu malam (15/4/2018).

Pada saat itu, korban yang mengendarai motor Beat hendak ke timur kampus UTM karena ada perlu. Namun tiba-tiba ada dua sepeda motor mengejar korban yang hanya seorang diri. Korban pun di dorong dari motornya oleh pelaku, sehingga korban terjatuh.

“Pelakunya tiga orang, ada yang membawa celurit, tidak ada yang luka dari korban. Hanya saja korban di ancam,” ungkap Moh Taufik salah satu warga setempat setelah mencari keterangan dari korban.

Tahun 2019, aksi pembegalan kembali terjadi di Bangkalan, tepatnya di kawasan Desa Telang, Kecamatan Kamal, sebelah timur kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekitar pukul 05.24, Selasa (25/6/2019).

Kali ini yang menjadi korban adalah Misnatih (20) warga asal Desa Kajuanak Galis, Bangkalan yang juga merupakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Trunojoyo Madura.

Berdasarkan informasi kejadian pembegalan tersebut bermula saat korban hendak berangkat kuliah dari rumahnya melewati jalur timur kampusnya.

Sesampainya di timur kampus, tiba-tiba korban dibacok oleh orang tak dikenal dan sepeda motor serta barang-barang berharga milik korban diambil dan dibawa kabur pelaku.

Humas Polres Bangkalan Iptu Suyitno membenarkan kejadian pembegalan tersebut, namun data lengkapnya belum masuk ke Polres.

“Benar, memang ada informasi adanya pembegalan di daerah UTM, tapi sampai saat ini masih belum ada data masuk terkait hal itu”, katanya saat dikonfirmasi, Selasa (25/6/2019).

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka di bagian kepala (dahi kanan atas) dan telapak tangan. Saat ini korban masih dirawat di rumah sakit Bangkalan. 

Polisi Lumpuhkan Pelaku Begal di Kawasan UTM

Pelaku begal yang kerap meresahkan masyarakat di Kawasan Telang, Kamal, Bangkalan atau sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) akhirnya tertangkap.

Heru Irawan (24) warga asal Sendeng Laok, Kecamatan Labang yang bertindak sebagai eksekutor begal diringkus petugas kepolisian bersama tiga orang temannya yang bertindak sebagai penadah.

Ketiga penadah tersebut adalah Moh. Sihon (27) Warga Desa Labang merupakan satpam UTM, Sukdi AR (46) dan Dofir, keduanya asal Tanjung Bumi.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jawa Timur Kombes. Pol Frans Barung Mangera menngungkapkan, komplotan begal tersebut yang kerap melakukan tindakan kejahatan di beberapa TKP, baik di Kawasan UTM maupun di luar kawasan UTM.

“Komplotan ini adalah jaringan yang melakukan kejahatan yang di beberapa TKP, baik di kawasan kampus UTM maupun di daerah lain,” ungkapnya saat konferensi pers bersama kapolres Bangkalan AKBP. Boby Paludin Tambunan di Pos Polisi Sendeng, Selasa (16/07/2019).

Barung sapaan akrabnya mamaparkan, Terkuaknya komplotan begal tersebut merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Bangkalan.

“Ini merupakan wujud nyata dari pengembangan penyelidikan yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Bangkalan bersama jajarannya,” terangnya.

Kapolres Bangkalan AKBP Boby Pa’ludin Tambunan juga menyampaikan hal yang sama, bahwa pelaku telah memakan dua korban mahasiswa UTM di tahun 2019 ini.

“Pelaku ini sudah memakan dua korban mahasiswa UTM pada 24 Mei dan 27 Juni 2019 di kawasan UTM ini,” paparnya.

Selain itu, Boby juga menyampaikan, pengungkapan kasus ini berhasil mengamankan barang bukti berupa 8 unit sepeda motor milik korban dan 2 sepeda motor milik pelaku.

“Kami amankan sepeda motornya, termasuk ada empat sepeda motor yang kita amankan juga kita temukan belasan STNK dan beberapa plat nomor,” tandasnya

Keterlibatan Oknum Keamanan UTM

Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Abdul Azis Jakfar membenarkan jika ada oknum anggota keamanan UTM dari PT Marina Sri Harta ikut terlibat dalam tindak pidana kriminal yang terjadi di UTM dan sekitarnya.

Kata dia salah satu oknum anggota keamanan UTM Rahmadi Al Dewo ketahuan mencuri AC di Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Pria kelahiran tahun 1981 itu ditangkap pada hari selasa tanggal 17 Juli 2018 sekitar pukul 11.00 Wib. Sebelum ditangkap di hari yang sama sekitar pukul 9.00 Wib pelaku ketahuan melakukan tindak pidana pencurian berupa 2 (dua) unit blower AC di gedung Pertanian kampus UTM.

Tersangka melakukannya dengan cara memotong kabel dan kawat penghubung AC dengan menggunakan tang dan kunci pas ukuran 12.

Aksinya diketahui oleh salah satu satpam UTM saat pelaku menurunkan blower AC yang dicurinya tersebut. Pelaku sempat ditegur oleh satpam itu sebelum akhirnya dilaporkan ke polisi.

Atas perbuatannya itu pelaku dijerat dengan pasal 362 KUHP dengan ancaman kurungan penjara selama lima tahun. 

“Ia memang yang bersangkutan adalah salah satu keamanan di UTM,” ujar Aziz saat dikonfirmasi.

Terbaru, Moh. Sihon (27) salah satu anggota satuan pengamanan (Satpam) kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) diringkus petugas kepolisian Polres Bangkalan. Pria asal Desa Labeng, Kecamatan Labeng, Kabupaten Bangkalan tersebut terlibat komplotan begal yang sering beraksi di kawasan kampus UTM.

“Ternyata jaringan mereka ini ada pemetik, pengambil, pelaku dan penadah. Mohon maaf, ini harus kami ungkapkan. Salah satu penadah dari komplotan begal ini adalah salah satu pekerja di UTM yang kesehariannya sebagai satpam,” ungkap Kabid Humas Polda Jatim,  Kombes. Pol Franz Barung Mangera kepada awak media saat konferensi pers, Selasa (16/7/2019).

Barung menyampaikan, dari rumah Moh. Sihon (satpam UTM) ini petugas berhasil menemukan belasan STNK, 6 unit sepeda motor dan beberapa plat nomor kendaraan.

“Moh Sihon ini yang menadah semua hasil pembegalan komplotan ini. Di rumahnya, kami dapatkan belasan surat  STNK dan enam sepeda motor serta beberapa plat nomor,” terangnya.

Menanggapi keterlibatan salah satu satpamnya tersebut, Rektor UTM Moh Syarif menyampaikan, pihaknya tak segan untuk memecat oknum satpam yang menjadi penadah komplotan begal tersebut. Sebab menurut dia, pihaknya memiliki SOP sendiri.

“Kalau masalah keterlibatan kami punya SOP juga, kalau terbukti kita pecat. Itu saya kira hal yang setandart kami lakukan,” ujarnya.

Selain itu, Moh. Syarif mengatakan, bahwa dirinya sudah meminta pelaksanan scurity untuk melakukan evaluasi menyeluruh di jajaran satpam UTM.

“Kita juga sudah meminta pelaksanan scurity untuk mengevaluasi semua, karena ini bagian penting bagi internal kami karena ternyata ada salah satu dari internal kami yang bekerja sama dengan pelaku. Saya kira kami tegas karena ada SOP nya,” tegasnya.

Menurut Moh Syarif, Satpam yang terjerat kasus komplotan begal sudah bekerja selama 5 tahun di UTM. Hal itu ia ketahui setelah mempelajari profil satpam kampusnya tersebut.

“Yang bersangkutan sudah lima tahun bekerja di kampus. Dan ini kejadian diluar kemampuan kami, semoga kedepan lebih baik lagi kampus ini,” tandasnya.

UTM Berikan Surat Peringatan Keras ke PT Marina Sri Harta

Ada oknum anggota keamanan terlibat tindak pidana kriminal, membuat UTM mengeluarkan surat peringatan kepada penanggungjawab keamanan yaitu PT Marina Sri Harta.

“Kita sudah mengambil tindakan tegas yaitu memberikan surat peringatan keras,” ujar Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Abdul Azis Jakfar.

Dalam surat peringatan tertanggal 17 Juli 2019 itu ada beberapa poin yang disampaikan pihak UTM.

Pertama, PT Marina Sri Harta harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kejadian oknum keamanan terlibat tindak pidana tidak terjadi lagi.

Kedua, personel yang terlibat harus diberhentikan dari kesatuan security dan surat pemberhentian ditembuskan ke UTM

Ketiga, dengan kejadian tersebut, makan UTM memberikan “PERINGATAN KERAS” kepada PT Marina Sri Harta agar jangan sampai lalai dan melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai security kampus.

PT Marina Sri Harta Satu-satunya Pihak yang Menang Lelang Tiap Tahun

Setiap tahun UTM dipastikan melakukan lelang terbuka untuk mencari pemegang tanggungjawab keamanan di UTM.

Sejak beberapa tahun terakhir PT Marina Sri Harta selalu menjadi pemenang lelang keamanan di UTM.

“Karena memang peminat perusahaan keamanana yang ikut lelang sedikit,” ujar Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Abdul Azis Jakfar.

Bahkan kata Aziz selama beberapa tahun terakhir setiap tahun yang ikut lelang paling banyak hanya 3 perusahaan.

“Bahkan pernah hanya ada 2 perusahaan yang ikut lelang. Dan yang memenuhi kualifikasi yang PT Marina Sri Harta,” katanya.

UTM Gelontorkan 5 Milliar Lebih untuk Anggaran Keamanan

Tahun 2019 ini UTM menggelontorkan dana sebesar 5 Milliar lebih untuk anggaran keamanan. Jadi dipastikan PT Marina Sri Harta mendapat anggaran sebesar itu sebagai pemegang keamanan UTM.

“Iya betul anggaran untuk keamanan sebasar 5 M lebih,” ujar Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Abdul Azis Jakfar.

Kata dia saat ini ada 100 lebih petugas keamanan di UTM. Masing-masing orang digaji sesuai dengan UMK.

“Ya berapa UMK Kabupaten Bangkalan ya segitu gaji satpam di UTM,” imbuhnya.

Sayangnya sampai saat ini pihak dari PT Marina Sri Harta enggan berkomentar. (Iks/Zan/Atep/Lim)

Leave a Comment