Hermanto Subaidi Datang Sendiri ke Acara FGD UTM, Ini yang Dikatakannya

Hermanto Subaidi Cabup Sampang saat hadir ke acara FGD

BANGKALAN, Lingkarjatim.com –  Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bekerjasama dengan Lingkar Jatim melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang menjadi rangkaian hari jadi lingkar Jatim yang pertama, Senin (30/04/2018).

Semua calon Bupati (Cabup) dan calon Wakil Bupati (Cawabup) se Madura diundang dalam acara tersebut, termasuk Cabup dan Cawabup dari Kabupaten Sampang.

Sayangnya hanya satu Cabup saja yang hadir dari Kabupaten Sampang yaitu Hermanto Subaidi. Sedangkan dua Cabup dan tiga Cawabup lainnya absen.

Dalam kesempatan itu Cabup Hermanto ikut menanggapi paparan Rektor UTM Moh Syarif sebelumnya tentang komitmen UTM dalam pembangunan Madura.

Ia menyampaikan bahwa khususnya di kabupaten Sampang masih kesulitan dalam urusan air. Sebanyak 70% masyarakat Sampang adalah petani, tetapi ironisnya masalah kebutuhan air masih sangat kekurangan.

“Beberapa waktu yang lalu memang presiden meresmikan Waduk Nipa, diharapkan waduk nipa ini bisa mengairi 1500 hektar lahan persawahan,” ujarnya.

Ia menambahkan jika seandainya nanti ada rencana pengembangan tanaman jagung bisa dikembangkan juga potensi yang ada khususnya di Kabupaten Sampang.

“Kalau swasembada jagung sudah terpenuhi sebanyak 2 ton, namun di gudang itu juga membutuhkan jagung 600 ton dalam setiap harinya,” ujarnya.

Sementara untuk pakan ternak biasanya mereka juga mengimpor dari luar negeri termasuk Brazil dan Canada. Artinya potensi jagung masih sangat besar.

“Kalau Madura bisa dikembangkan jagung, dengan pemanfaatan waduk nipa yang sudah diresmikan dengan lahan 1500 hektar kira-kira menambah berapa ton?,” Tanyanya saat menyampaikan rancangan pemanfaatan potensi di Kabupaten Sampang.

Hanya saja lanjutnya, masalah yang ada di masyarakat adalah tenaga kerja. Sebab, yang ada di desa-desa adalah masyarakat yang sudah tidak berdaya.

“Sedangkan mereka yang produktif itu banyak yang keluar dari Kabupaten Sampang untuk mencari pekerjaan,” jelasnya.

Selain itu, Hermanto menyampaikan jika bisa juga melakukan penelitian budidaya ikan laut yang di daratan. Sebab, hal itu juga membutuhkan pemikiran dari pemimpin khususnya perguruan tinggi.

Harapan masyarakat Sampang hanya ingin peran pemerintah dan perguruan tinggi untuk bisa mempertemukan pelaku-pelaku petani dengan pihak swasta.

Sebab tidak mungkin dengan APBD pemerintah daerah disuruh menggarap produksi garam dan jagung tanpa adanya pihak swasta.

“Saya sepakat dengan tiga usulan dari UTM, karena dengan metode kemitraan semua masalah bisa teratasi, pertama memang masalah teknologi, modal dan lainnya,” ucapnya. (Zan/Lim)

Leave a Comment