BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Banyak pasar tradisional di Kabupaten Bangkalan. Namun yang dinilai layak hanya ada dua pasar, yaitu pasar Ki Lemah Duwor yang ada di Jl. Halim Perdana Kusuma, Bangkalan dan Pasar Rakyat di Kecamatan Galis.
Tak heran jika banyak masyarakat membeli barang kebutuhan di pasar modern dibandingkan pasar tradisional. Parahnya, banyak pula anggapan pasar tradisional akan kalah daya tariknya terhadap pasar modern.
Untuk itu Budi Utomo Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Bangkalan mengatakan masyarakat bisa menilai keberadaan pasar modern dan tradisional. Menurutnya masyarakat menilai pasar tradisional itu kumuh, becek, bau dan semacamnya.
“Maka kedepannya kita mencoba merevitalisasi pasar agar kesannya nyaman bagi pengunjung dan pembeli dan pemasaran,” katanya, Jumat (7/12/2018).
Budi Utomo mengatakan dari 29 jumlah pasar tradisional yang ada di Bangkalan pihaknya hanya akan melakukan revitalisasi. Akan tetapi sifatnya tidak menyeluruh, karena keterbatasan anggaran.
“Kedepannya akan direvitalisasi tapi tidak semua, karena terkendala keterbatasan anggaran,” ujarnya.
Budi menuturkan, untuk tahun 2019 pihaknya sudah mengajukan 10 pasar yang diprioritaskan untuk direvitalisasi. Antara lain meliputi Pasar Tanah Merah, Blega, Kedungdung, Modung, Socah, Kwanyar, Tanjung Bumi, Sepuluh, Arosbaya dan Klampis.
“Tapi belum tau apakah bisa terealisasi semua. dari beberapa pengajuan itu kita juga mengajukan ke pusat. Walaupun ada, kita belum tau mana yang memenuhi kriteria dan di ACC” pungkasnya. (Zan/Lim)