FK3JT Desak Presiden Reshuffle Khofifah, Ini Tanggapan Aspek Madura

KH Muchlis Muksin Ketua Aspek Madura (kiri) dan Gus Fahrur Ketua FK3JT

BANGKALAN, Lingkarjatim.com Pernyataan Ketua Forum Komunikasi Kyai Kampung Jawa Timur (FK3JT) Fahrurrozi alis Gus Fahrur yang mendesak Presiden Jokowi untuk mereshuffle Khofifah Indar Parawansa sebagai mensos mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Ketua Asosiasi Santri Pengusaha Ekonom dan Kiai (Aspek) Madura KH Muchlis Muksin.

Menurutnya mereka telah berprasangka buruk terlebih dahulu. Hal itu lanjutnya membuktikan bahwa mereka tidak paham aturan main dalam berbirokasi. “Aturan itu dibuat sudah melalui pengkajian yang cukup dalam tidak sembarangan,” ujarnya kepada lingjarjatim.com, Rabu (6/12/2017).

Ia juga menilai pernyataan dari Gus Fahrur yang mendesak Presiden untuk mereshuffle Khofifah sebagai Mensos terkesan ingin mengatur presiden. “Presiden itu sudah pasti lebih tahu apa yang harus dilakukan tidak harus didesak seperti itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia mengatakan dari satu sisi merasa kasihan kepada Ketua FK3JT Gus Fahrur yang telah kehabisan isu untuk diangkat sehingga mengeluarkan isu yang terkesan dibuat-buat. “Ya saya merasa kasihan saja kiai kampungnya juga sudah banyak yang pindah haluan. Dalam kitab klasik dikatakan
Idza saa’a fi’lul mar’i saa’at dhununuhu (jika sudah jelek pekerjaan seseorang maka ia akan selalu berpraduga jelek pada siapapun),” pungkasnya.

Sebelumnya, Forum Komunikasi Kyai Kampung Jawa Timur (FK3JT) mendesak Presiden Joko Widodo mereshuffle Khofifah Indar Parawansa sebagai Menteri Sosial (Mensos). Ini lantaran Khofifah akan maju menjadi calon gubernur (cagub) pada Pilgub Jatim 2018.

“Secara aturan memang tidak harus mundur, melainkan cuti. Tapi secara etika dan moral lebih baik mundur, karena Menteri ini mengelola keuangan negara untuk setiap kegiatannya, apalagi yang bersangkutan (Khofifah, red) maju sebagai cagub,” kata Ketua FK3JT, Fahrurrozi alis Gus Fahrur, saat konfrensi pers di Surabaya, Selasa (5/12).

Jika tidak mundur, kata Gus Fahrur, khawatir Khofifah memanfaatkan jabatannya untuk turun ke daerah-daerah di Jatim (kampanye terselubung). Apalagi tanggal 20 Desember akan ada acara puncak perayaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang diselenggarakan Mensos di Jatim. (Lim)

Leave a Comment