Cucuran Air Mata Iringi Pemakaman Ra Lilur, Selamat Jalan Wali Allah

Ribuan orang memadati komplek pemakaman Syaikhona Kholil

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Cucuran air mata terus mangalir dari seluruh penjuru pulau madura, khususnya Kabupaten Bangkalan. Air mata itu mengiringi pemakaman seorang Ulama’ khos di Kabupaten Bangkalan yang telah menghembuskan nafas terkhirnya pada Selasa malam (10/4), sekitar pukul 22.00, dikediamannya di Desa Banjar, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.

Ulama’ khos itu adalah KH. Kholilurrahman yang merupakan cicit Syaichona Cholil Bangkalan. Wafatnya Ulama’ khos yang akrab di sapa Ra Lilur itu tidak hanya membuat sedih kalangan keluarga besar Syaichona Cholil saja.

Namun seluruh umat muslim juga ikut berduka, terutama warga Nahdliyin khususnya yang ada di Kabupaten Bangkalan, dan umumnya Jawa Timur.

Ribuan orang terlihat memenuhi tempat pemakaman di kompleks Masjid Syaichona Cholil, Martajesah, Bangkalan. Ra Lilur dimakamkan sekitar pukul 12.00, setelah di sholatkan di Pondok Pesantren Syaichona Cholil, Demangan, Bangkalan.

Semasa hidupnya, Ra Lilur dikenal berbeda dari kebanyakan Ulama’ di Madura. Karena Ra Lilur tidak pernah memperhatikan masalah duniawi khususnya penampilan.

Namun, masyarakat dan sebagian ulama Madura meyakini, cicit Shaichona Kholil yang memiliki sikap berbeda itu, karena telah mencapai Maqom Jadab, yakni suatu tahapan dalam terminologi kaum sufi untuk mencapai tingkat karamah (keistimewaan) yang biasanya disebut wali.

Ada juga sebagian ulama yang menyebutkan bahwa Ra Lilur adalah wali. Meski dikenal dengan Ulama’ yang berbeda, Ra Lilur juga dikenal sebagai Ulama’ yang tidak tertarik terhadap Duniawi.

Jufri salah satu warga asal Kecamatan Konang, Bangkalan menuturkan rela berpanas-panasan dengan ribuan umat islam untul mengantar jenazah orang yang sangat istimewa tersebut.

“Saya jauh-jauh demi melihat untuk yang terakhir kalinya waliyullah Ra Lilur,” ujarnya singkat. (Atep/Lim)

Leave a Comment