Cerita Pilu Wanita Sebatangkara Dengan Dua Anak Yatimnya

Ibu Zahro dengan kedua anak nya

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Namanya Ibu Zahro, alamat Desa Paterongan Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan. Beliau merupakan seorang ibu rumah tangga dan sekaligus menjadi kepala keluarga. Sang suami meninggalkannya kurang lebih 4 bulan yang lalu, meninggalkan dua anak kecil yang sekarang harus mempunyai status anak yatim. Anak tertua umur 10 tahun  dan adiknya masih umur 4 tahun.

“Sungguh miris, saat kami silaturrahmi ke rumahnya, kami hanya bisa diam, air mata kami seketika berjatuhan. Rumah tak layak huni yang ditempati 2 anak yatim dan ibunya benar-benar kami lihat di depan mata” ucap Aminullah menceritakan kisah kunjungannya kerumah janda dua anak tersebut.

Aminullah mengatakan bahwa kondisinya sangat meprihatikan karena gubuk yang ditempati oleh ibu Zahro, tidak hanya sebagai tempat mereka tidur, tapi juga sekaligus menjadi dapur dan kamar mandi.

“Ibu Zahro seorang ibu yang kuat dan hebat, saat beliau bercerita tentang kondisinya terlihat sabar dan bisa menerima takdir Tuhan” lanjut pemuda yang masih berstatus mahasiswa di STITAl Bangkalan tersebut.

bahkan Aminullah mengatakan bahwa untuk bertahan hidup dengan kedua yatimnya yang masih kecil itu, ibu zahro harus benar-benar banting tulang sendirian.

“Menurut penjelasan beliau (ibu zahro, red) dia bekerja sebagai penjual pisau dapur, Dari habis shubuh dia berangkat ke pasar, ke blega, galis, tanah merah hingga ke pasar patemmon dia datangi untuk menjual pisau-pisau yang sudah dibelinya. Kedua yatimnya yang masih kecil setiap hari dititipkan ke tetangganya, dengan imbalan dibelikan ikan laut karena sudah menjaga anaknya” ucap Aminullah menjelaskan dengan penuh rasa prihatin.

“Saat kami tanya kenapa kedua anaknya tidak dibawa jualan saja ke pasar, beliau menjawab karena kalau dibawa justru pulangnya tidak akan dapat apa-apa karena harus mengurusi kedua anaknya. Maka masuk akal kenapa beliau berangkat subuh ketika mau jualan karena memang takut kedua yatimnya nangis mau ikut. Sebab jam segitu mereka memang masih tidur” Tambah Aminullah.

Ibu Zahro dengan menjual pisaunya ke pasar-pasar, dia hanya bisa mendapatkan uang 50 ribu hingga 100 ribu. Itupun jika laku keras, karena terkadang dia harus pulang tanpa sepeserpun karena memang pisau bukan kebutuhan pokok.

“Terkadang jika Ibu Zahro merasa tidak kuat akan beban hidupnya, beliau hanya bisa pergi ke makam suaminya dan menangis sepuasnya sambil lalu meminta almarhum suaminya untuk bangkit dari dalam kubur untuk kembali bisa membantu menanggung beban hidupnya” ungkap pria aktivis PMII Bangkalan ini mengulang cerita ibu zahro saat bercerita kesulitan hidup pada dirinya.

Menurut Aminullah saat ini, anak pertamanya sudah kelas 3 Sekolah Dasar. Ibu Zahro bertekad untuk tetap akan menjadi ibu yang kuat dan bisa memberikan pendidikan yg layak untuk anak-anaknya walaupun dirinya harus menahan lapar.

Begitulah, kisah kehidupan Ibu Zahro dengan kedua anaknya yang yatim. Maka dari itu Aminulah dari Gerakan Indahnya Peduli dan Berbagi mengaku siap untuk menjadi kepanjangan tangan bagi pembaca yang terketuk hatinya dan ingin berbagi kebahagiaan dengan Ibu Zahro yang hidupnya sungguh memprihatinkan.

“Kami membutuhkan uluran tangan anda. Demi membantu senyum dan berlangsungnya hidup mereka.
Karena ketahuilah, 1 kebaikan untuk orang lain, 1000 kebaikan dari Tuhan” unkapnya dengan nada ajakan untuk berbagi.

Bagi yang ingin berdonasi bisa langsung menghubungi saudara Aminullah di 082337963094 Atau transfer ke Rekening BRI 0006-01-011580-53-0 atas nama Aminullah. (Has)

Leave a Comment