BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Sharif meminta maaf kepada aktivis yang ada di Kabupaten Bangkalan.
Hal itu ia katakan saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Senin (24/9/2018).
Dalam sesi tanya jawab salah aktivis Syukur meminta penjelasan kepada Laode terkait penganiayaan yang menimpa para aktivis khususnya yang ada di Bangkalan.
Menurut Ketua LSM Madura Coruption Wacth (MCW) itu kasus penganiayaan terhadap pegiat antikorupsi sampai saat belum ada kejelasan dari penegak hukum.
“Untuk melakukan tindakan pencegahan oleh pegiat antikorupsi ataupun aktivis mahasiswa masih belum ada jaminan,” ujarnya.
Menanggapi hal itu Laode mengaku selama masih belum maksimal melindungi aktivis khususnya pegiat antikorupsi.
“Bahkan melindungi staf KPK sendiri yaitu Novel Baswedan yang saat ini sudah tidak bisa melihat lagi,” ujarnya.
“Mata kanannya itu kelihatannya bagus, tapi tidak bisa melihat, sedangkan mata sebelah kirinya hanya bisa melihat tapi sedikit karena sudah di operasi, dan dagingnya itu diambil dari gusinya, jadi mata biasanya warna putih, matanya novel itu berwarna merah,” ceritanya.
Ia mengaku sudah melakukan dorongan kepada Mabes Polri menuntaskan kasus pegiat antikorupsi yang mendapatkan perlakuan tidak baik bahkan kekerasan.
“Saya tidak tahu apakah sudah sampai ke Madura atau tidak, saya minta kepada aparat keamanan untuk menjaga dan memperhatikan keselamatan pegiat antikorupsi,” terangnya.
Sebagai wakil ketua KPK Laode M Sharif meminta maaf karena selama ini KPK tidak bisa menjaga keselamatan dari pegiat antikorupsi.
“Mudah-mudahan kita akan selalu berusaha, sementara wewenang dan kekuasaan kami terbatas, apalagi mengawal pasukan kami saja masih dibantu oleh aparat penegak hukum,” terangnya. (Zan/Lim)