BANGKALAN UNDERCOVER (PART III) Nasib Kupu-kupu Malam, Antara Syahwat dan Ekonomi

BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Saat-saat yang paling mendebarkan tiba. TI (Tim Informan) dan M (wanita bookingan TI) berdua di dalam kamar. Suasana canggung mulai terasa. Angin kencang disertai suara petir malam itu membuat suasana semakin kaku. Alih-alih melakukan “warming up” atau “pemanasan” TI justru mengobrol dengan M.

Berniat menggali informasi, TI mulai bertanya tentang rutinitas M selama ini dalam profesinya. “Sudah berapa lama kerja ginian?,” Tanya TI.

M menjawab bahwa dirinya bekerja seperti ini belum lama. “Baru, belum lama, ada setahunan,” jawabnya.
Menurut M, hampir setiap malam dirinya melayani pelanggan. Setidaknya satu pelanggan dalam satu malam bisa dia layani di tempat yang sama.

“Kalau ditabung sebulang bisa dapat Rp. 5 juta. Tapi kan masih ada kebutuhan buat hidup, juga buat kirim ke keluarga di kampung,” ungkap M.

Sebagaimana diceritakan sebelumnya, M adalah wanita berusia 20 tahun yang berasal dari sebuah daerah di Jawa Timur. Pada TI, M juga mengaku memiliki seorang putra, hasil hubungan dengan mantan suaminya yang telah berpisah 3 tahun lalu. Hidup sebagai singel parent, M mengaku tak punya pilihan lain dalam menjalani hidup.

Pada titik ini, perasaan iba muncul dalam diri TI. TI menilai praktek Prostitusi yang ada di Bangkalan hari ini tidak semata-mata karena kenakalan para pelakunya. Melainkan juga ada desakan kondisi yang dirasakan oleh pelaku praktek Prostitusi. Persoalan ini tidak bisa diabaikan bersama. Persoalan ini adalah tanggung jawab pemerintah, aktivis sosial dan masyarakat umum lainnya.

Berusaha mencairkan suasana, TI kembali menanyakan hal terkait pekerjaan pada M. “Itu temanku diluar gimana ya?, Dia mau main juga tapi gak ada cewek lagi selain kamu,” ujar TI.

Merespon pertanyaan itu M justru sumringah. “Iya ayo dong kak. Gantian aja, mau kakak duluan atau temennya duluan gak papa. Kan eman uang sewa kamarnya, kalau gantian bisa bayar sekali aja kamarnya,” ungkap M.

TI yang sempat kaget mendengar pernyataan itu, lantas bertanya kepada M. “Emang kamu kuat ya?,” Tanya TI penasaran.

“Mau gimana lagi kak, emang pekerjaannya,” jawab M sambil tersipu malu.

M terus mengarahkan TI untuk bisa melayani dua orang TI secara bergantian. Dilihat dari gestur-nya TI menilai M menganggap momen ini sebagai peluang menambah pundi rupiahnya malam itu. Sampai akhirnya TI mengalihkan pembicaraan.

“kalau disini gak pernah digerebek ya?,” Tanya TI kembali.

M menjawab bahwa menurut pengalamannya sejauh ini, belum ada penggerebekan dari pihak berwenang di lokasi tersebut.

“Alhamdulillah gak pernah ada gerebekan selama ini, jangan sampe ya, aku juga jaga-jaga biar gak sampe kena kayak gitu,” terangnya.

Ditanya apakah dua orang pria berbusana muslim (diceritakan pada part 2) diluar tau tentang aktivitas M dan TI malam itu. M menjawab bahwa kedua bapak yang tampak berjaga tersebut tahu, dan hal itu sudah biasa bagi keduanya.

“Tau kak mereka, sudah biasa, hampir tiap malam kok saya kesini,” ucapnya.

Sadar eksekusi tak kunjung dilakukan, M mulai mendesak TI. “Ayo kak, jangan lama-lama, ngantuk,” ujar wanita yang memiliki tato di tubuhnya itu.

M kemudian meminta TI untuk memadamkan lampu. M mengaku malu untuk membuka baju dihadapan TI dengan suasana kamar yang terang.

TI terus saja mengajak M mengobrol, kendati berkali-kali M mengajak TI segera melakukan proses “eksekusi”, karena dirinya sudah mengantuk.

Lebih dari dua puluh menit berada di didalam kamar berdua tanpa ada satupun kipas angin, suasana gerah dirasakan TI. Selain karena gerah, perasaan grogi berdua dengan wanita yang lebih muda membuat keringat TI bercucuran dari dahinya. Disaat yang sama, TI juga harus mempertahankan diri agar tidak sampai menyalurkan syahwatnya yang semakin membuncah.

“Aku gerah, keringetan, aku gak bisa main kalau kayak gini,” dalih TI setelah sekian kali didesak M untuk melakukan “eksekusi”. TI pun menyampaikan bahwa dirinya mengurungkan niat meng-“eksekusi” dirinya.

“Tapi tetap bayar ya kak,” ucap M pada TI. TI pun membayar sesuai kesepakatan harga semula kepada M. Sampai akhirnya kedua orang itu berpisah usai menunggu hujan reda beberapa saat. (red)

Leave a Comment