UINSA Surabaya Kukuhkan Moh. Talchah sebagai Guru Besar ke 53

Prof. Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag.

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Setelah sukses menggelar Rapat terbuka Senat Universitas dalam rangka pemberian gelar DR. H.C. kepada Menpora Imam Nahrowi, UIN Sunan Ampel Surabaya kembali dengan bangga mengukuhkan putra terbaiknya sebagai guru besar ke 53, Prof. Dr. H. Moch Tolchah, M.Ag., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu, (04/10/2017).

Prof. Tolchah Mengangkat tema, Pendidikan Islam Di Era Globalisasi; Tantangan, Peluang dan Kontribusi Pendidikan Islam di Indonesia. Bagi Prof. Tolchah, kemampuan untuk menghadapi era yang semakin canggih merupakan salah satu indikator penting bagi Pendidikan Islam untuk bisa meningkatkan eksistensi dan mengambil peran yang lebih besar. Sebab, pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global. Sehingga, Prof Tolchah menilai, perlu adanya reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel.

“Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab,” ujar Prof. Tolchah dalam orasi ilmiahnya.

Lanjut Prof. Tolchah, pendidikan juga harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.

Pendidikan agama yang berwawasan global menurut Prof. Tolchah, pendidikan yang tidak hanya menekankan pada aspek knowing dan doing, namun mengarah ke aspek being, yakni bagaimana peserta didik menjalani hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama yang diketahui. Globalisasi mungkin membawa dampak positif-negatif pada banyak aspek kehidupan.

“Akan tetapi kita juga tidak bisa apriori terhadap apa yang datang bersamaan dengan arus globalisasi ini. Justru, kita harus bisa memanfaatkan globalisasi melalui kerjasama dan pemanfaatan teknologi dan informasi,” Paparnya

Menurutnya ada beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam upaya mengembangkan Pendidikan Islam di era modern. “Mengedepankan model partisipatif, mendorong pemerintah sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat, Penguatan fokus pendidikan, Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar dan Pemanfaatan teknologi informasi,” Tutupnya. (Sul/Lim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here