SURABAYA, Lingkarjatim.com – Pengurus Wilayah Jam’iyah Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PW JQH NU Jatim) menyayangkan atas kesalahan fatal penulisan ayat suci QS. Al-Ankabut: 45 dan QS. Ahzab: 21 yang dilakukan oleh Ibu Nani Handayani saat jadi penceramah di program Syiar Kemuliaan Metro TV.
“Ibu Nani Handayani tidak hanya melakukan kesalahan tulisan, tapi juga salah dalam membaca ayat/hadits “aqimis sholah wa itaaiz zakaah, yang sebenarnya “Aqimus Sholaah Wa Aatuz zakaah” seperti dalam QS. Al-Baqarah : 43,” Kata Ketua PW JQHNU jatim, Zainul Arifin, di Gedung PWNU di Surabaya, Sabtu (09/12/2017)
Kesalahan fatal tersebut, menurutnya menodai kemuliaan Al-Quran. Kesalahan itu menunjukkan tidak mengertinya Ibu Nani dalam baca tulis Al-Quran. Pihaknya mengaku menerima atas permohonan maaf yang disampaikan Ibu Nani dan Metro TV, tapi dia menyayangkan sikap Metro TV yang terkesan menutupi kesalahan Ibu Nani karena dianggap muncul dari piranti papan tulis. Padahal secara kaidah kepenulisan tampak salah.
“Kami menyayangkan Metro TV menutupi kecerobohan internalnya dengan tayangan berisi kesalahan berulang, namun tetap menganggap narasumber kompeten dibidangnya” Ujarnya
Pihaknya menganjurkan pada Metro TV dan semua media agar lebih selektif dalam memilih penceramah sehingga tidak lagi terjadi kesalahan, apalagi masyarakat mulai kritis dengan kemajuan teknologi ini. Bahkan pihaknya siap bekerjasama untuk mereview konten program tersebut.
“PW JQHNU jatim bersedia bekerjasama dengan Metro TV untuk mereview konten program keagamaan dan syiar Al-Quran” Imbuhnya.
Nur Kholisoh Nasir, Anggota PW JQH NU Jatim, mengatakan kesalahan tersebut sangat menyakitkan umat Islam. Ia menyayangkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kurang tanggap atas kejadian tersebut.
“Sangat Prihatin, Entah itu kesalahan dari IT atau penceramahnya itu adalah kesalahan fatal karena sudah dilihat jutaan umat Islam. Padahal sebelum ceramah dimulai bahan itu sudah disiapkan kenapa bisa terjadi kesalahan berulang-ulang. KPI kok tidak tahu ya?,” Tanyanya
Dia menyarankan, Kemenag agar memberi pembinaan pada penceramah sehingga tidak melakukan kesalahan khususnya dalam bidang Al-Quran.
“Ini kewajiban kami mengingatkan, kebetulan juga kami sudah melakukan program dibidang tilawah, tahfidz dan tafsir yang sudah disosialisasikan ke lapangan” Tandasnya
Sebelumnya pada Selasa, 5 Desembar Ibu Nani salah menuliskan ayat “Innash sholaata tanhaa’ anil-fahsyaa’i wal-munkar”. Hal yang dipersoalkan, dalam foto terlihat Nani menulis ayat itu dengan huruf dan tanda baca salah. Pada kalimat ‘innash sholata’ , misalnya, seharusnya setelah huruf lam ada huruf wau yang memisahkan lam dengan ta’ marbutah, dibacanya jadinya panjang, yakni ‘innash sholaata’. Tapi Nani menyambung lam dengan ta’ dengan harakat fathah pada huruf lam berbunyi pendek. Pada kata ‘tanha’ juga begitu, hurufnya salah pada huruf ‘ha’. Begitu pula pada kalimat ‘anil fahsya’. Ada pengurangan huruf’ alif’ dan ‘hamzah’ pada kata ‘fahsya’. (sam/diq)