SIDOARJO, Lingkarjatim.com – Puluhan gerobak yang penuh dengan muatan sampah tampak berjajar didepan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Lingkar timur Sidoarjo. Terhitung ada 50 gerobak sampah yang diparkir begitu saja dipinggir jalan dengan menebarkan bau menyengat itu.
Suparno (37) salah satu warga Sidoarjo yang berada disekitar lokasi mengatakan, pemandangan yang ada di jalan lingkar timur ini sungguh tidak enak dipandang ditambah lagi bau sampah yang sangat menyengat.
“Hal ini sungguh sangat mengganggu, baik warga sekitar maupun para pengguna jalan yang melintas,” cetusnya, Selasa (6/2/2018).
Ditambahkanya, jargon yang selalu disuarakan yaitu zero waste sudah tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi didepan TPST Lingkar timur ini.
“Harusnya DLHK segera mengambil tindakan, agar permasalahan sampah tidak terus menerus menjadi permasalahan,” ujarnya.
Sementara itu Doni salah satu pekerja TPST yang berhasil ditemui di lokasi mengatakan, gerobak-gerobak sampah itu memang diparkir di pinggir jalan. Menurutnya, kondisi ini adalah buntut dari penutupan TPST yang dilakukan oleh warga Bluru Kidul pada hari Sabtu lalu.
“Yang saya tahu para warga itu menghendaki TPST ini dikelola oleh warga. Makanya mereka menutup TPST ini,” ujar Doni.
Dijelaskan pria yang kesehariannya bertugas pada bagian pembakaran sampah ini, meski sampah yang berbau menyengat tampak berhamburan di pinggir jalan namun pihaknya juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Terus gimana lagi, lah warga menutup lokasi ini mulai Sabtu kemarin,” ucapnya.
Sebanyak 32 pekerja harian yang setiap harinya memilah sampah ini juga harus diliburkan dan malah sebagian juga sudah banyak yang pulang ke daerah asalnya.
“Kalau saya hanya diperintahkan menghabiskan sisa sampah yang ada di TPST untuk dibakar, setelah ini habis nggak tahu lagi mas,” tukasnya.
Perlu diketahui, permasalahan yang terjadi antara warga dengan TPST Lingkar timur ini tidak sekali ini terjadi. Tercatat pada bulan Oktober tahun lalu warga juga melakukan penutupan dengan alasan mencemari lingkungan dan ingin dilibatkan untuk mengelola TPST ini. Saat itu Kepala DLHK yang saat itu dijabat Bahrul Amig berjanji akan memperhatikan tuntutan masyarakat dan mengakomodir apa yang disampaikan warga, serta membenahi manajemen TPST ini agar menjadi lebih baik.
“Intinya kami akan menata lagi manajemen di TPST itu agar lebih baik,” ujar Amig saat itu didepan para warga. (Ham/Lim)