
BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Hari raya ketupat adalah merupakan puncak perayaan hari raya idul fitri bagi masyarakat Madura. Tak heran, jika pada hari itu dirayakan secara besar-besaran, bahkan melebihi perayaan Hari Raya Idul Fitri sendiri.
Dalam bahasa madura, perayaan hari raya ketujuh pasca lebaran idul fitri ini dikenal dengan sebutan Tellasan Topa’ karena menu utama dalam sajian makannya adalah topa’ (ketupat). Menu itu mungkin tak jauh berbeda dengan daerah lain dalam merayakan hari raya ketupat.
Tapi meskipun sama-sama menu ketupat, di Madura ada yang berbeda, Yakni pada jenis masakannya. Khusus untuk hari raya ketupat, mayoritas masyarakat Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan menyuguhkan masakan Topa’ Ladeh.
Topa’ Ladeh merupakan jenis makanan berkuah yang terdiri dari irisan daging, telur dan jeroan Sapi. Bagi sebagian orang jeroan sapi bisa juga di gantikan dengan daging ayam. Selain itu, di dalam Topa’ Ladeh terdapat potongan kacang panjang yang sengaja diikat dengan tali janur dan potongan sayur pepaya muda yang sudah di kukus.
Bumbu lengkap itu dimasak hingga menghasilkan kuah Topa’ Ladeh yang berwarna merah kecoklatan. Daging sapi yang dikukus hingga matang juga empuk, untuk jeroan sapinya biasa di pilih seperti usus dan babat, semua dimasak menjadi satu. Tidak lupa telur yang sudah di rebus kemudian digoreng.
Istiaroh, salah satu warga Perumahan Bangkalan Indah Bangkalan, menuturkan bahwa menu topa’ ladah menjadi menu utama telasan topa’. “Warga disini mayoritas menuyuguhkan masakan ini mas kalau hari raya ketupat seperti sekarang,” katanya kepada Lingkarjatim.com saat ditemui di Blok MA 07, Minggu (2/7/2017).
Menurutnya, menu topa’ ladeh yang telah usai dimasak dipersiapkan untuk dihidangkan kepada setiap tamu yang datang berkunjung. “Kalau ada tamu yang berkunjung maka akan dikasih hidangan ini (topa’ ladah). Selain itu juga dibagikan kepada para tetangga,” jelasnya. (diq)