Tobat Kita Adalah Anugerah-Nya

Setiap kali mengingat dosanya, orang mukmin bersedih dan setiap kali mengingat ketaatannya ia bergembira. (Ibnu Athaillah)

Lingkarjatim.com – Sobat, ada orang yang berbuat dosa dan lalai hingga kematian mendatanginya. Orang seperti itulah yang mati dalam keadaan akhir yang buruk Suul khatimah. Sementara orang yang menyadari maksiatnya kemudian bertobat darinya, ia telah mendapat kebaikan, dan pertobatannya itu merupakan karunia dari Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
((((((((((( (((((((((( (((((( (((((((((((((((( ((((((((( ( (((((( (((( (((((( ((((((((((((((( ((((
dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. ( TQS. Al-Ankabut (29) : 69 )

Dalam ayat yang lain Dia juga berfirman :
(((( ((((((((( (((((((((( ((((( (((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((( ((( ((((((((((( (((((
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. ( TQS. Al-Araf (7) : 201 ).

Sobat, seorang mukmin merasakan besarnya dosa-dosa yang dilakukannya. Dia juga menyadari dan meyakini keagungan Allah Sang Pencipta. Di antara rahmat-Nya Allah membukakan pintu taubat tanpa menentukan batasan waktu dan tempat. Bahkan jika ada hamba yang selama 70 tahun berbuat dosa kemudian bertaubat kepada Allah dengan jujur, niscaya Allah akan menghapuskan semua dosanya yang dilakukan selama itu. Lalu bagaimana mungkin sesudah Allah memberikan karunia tersebut hamba masih melakukan maksiat? Mengapa ia berpaling dari kemurahan Zat Yang Maha Pemurah.

Ibnu Athaillah berkata, Jika kau tidak memiliki sikap warak kepada Allah yang dapat mencegahmu dari maksiat ketika sendiri, taburkan tanah ke atas kepala. Keadaan ini di alami oleh kebanyakan kaum muslimin.Sesuai dengan tabiatnya, manusia merasa malu untuk melakukan dosa di hadapan orang lain. Namun , di saat sepi dan sendiri, ia melakukan berbagai macam dosa.

Sobat, rasa takut dan malunya harusnya ditujukan kepada Allah semata. Tidak ada gunanya mendapatkan pujian dan celaan manusia tetapi mendapat celaan dan murka Allah. Allah SWT dalam salah satu ayatnya menegur Nabi SAW,
(( ((((((((( (((((((( (((((( (((((( ((( (((((((((
Engkau takut terhadap manusia, padahal Allah yang lebih berhak kau takuti.
Dalam ayat yang lain Allah Berfirman, Hanya kepada-Ku hendaknya kau takut.

Melakukan amal kebaikan bukan karena Allah tetapi berharap pujian manusia tidak akan menghasilkan kebaikan apa-apa. Pahala amal seperti itu akan lenyap seperti debu di atas batu yang musnah disiram hujan. Seorang muslim yang menyadari pengawasan Allah tidak akan pernah berani menentang-Nya, baik ketika berada di tengah-tengah manusia ataupun di saat sendiri. Barangsiapa yang mengetahui kedudukan Allah, niscaya ia akan takut kepada-Nya setiap waktu.
Allah Maha Melihat yang daya lihat-Nya tidak terbatas.
Allah Maha mendengar yang daya dengar-Nya tidak terbatas.
Allah Maha Tahu yang daya tahu-Nya tidak terbatas.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa !

( Spiritual Motivator DR. N. Faqih Syarif H, M.Si. Penulis Buku The Power of Spirituality Meraih Sukses Tanpa Batas. Pengurus Komnas Pendidikan Jawa Timur. www.faqihsyarif.net )

Leave a Comment